12 December 2023 09:40
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menyesalkan digunakannya hak veto oleh Amerika Serikat (AS) yang menggagalkan diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza pada Jumat, 8 Desember.
“Saya sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meski lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” kata Retno dalam akun media sosial X, Sabtu, 9 Desember 2023.
Menurutnya, komunitas global tidak bisa bergantung pada beberapa negara terkait masalah ini.
“Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan tanpa daya kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” sambungnya.
Amerika Serikat (AS) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat kemarin, yang didukung hampir semua anggota DK dan banyak negara lain yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza, di mana warga sipil Palestina menghadapi apa yang disebut oleh Sekjen PBB sebagai "mimpi buruk kemanusiaan."
Wakil Duta Besar AS Robert Wood mengkritik Dewan Keamanan PBB setelah pemungutan suara karena kegagalan mengutuk pembantaian oleh kelompok pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober di wilayah Israel. Saat itu, Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Wood juga mengkritik Dewan Keamanan PBB karena tidak mengakui hak Israel untuk membela diri.
Ia mengatakan resolusi tersebut "berbeda dari kenyataan" dan "tidak akan membawa kemajuan di lapangan." Wood menyatakan bahwa menghentikan aksi militer Israel akan memungkinkan Hamas untuk terus memerintah Gaza dan "hanya akan menanam benih untuk perang berikutnya."
Wood menyerang para pendukung resolusi, mengkritik mereka terburu-buru mewujudkannya serta tidak mengubah seruan gencatan senjata tanpa syarat.