Pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus terjadi, akibat tidak stabilnya ekonomi global.
Salah satu korban PHK pabrik di Jawa Timur, Sigit, kini bekerja sebagai petani. Ia berharap pemerintah memberikan bantuan untuk mendukung produktifitas usahanya.
Badai PHK masih terjadi, meski Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi domestik yang baik. Hingga kini, PHK masih berlanjut akibat tekanan dari tidak stabilnya perekonomian global dan merembet ke sektor manufaktur dalam negeri.
Salah satu warga asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sigit. Dirinya terkena PHK dari salah satu pabrik yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Sigit mengatakan, pabrik tempat ia bekerja harus mengurangi karyawan karena kinerja pabrik masih tertekan kondisi pandemi covid-19.
Sigit pun mengaku, demi bertahan hidup, ia harus bekerja menjadi petani dan peternak, walau penghasilan selama menjadi petani dan peternak tidak sebesar saat ia bekerja di pabrik. Ia tetap bersyukur karena masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia juga menceritakan bahwa di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Magetan, Jawa Timur tidak hanya dirinya saja yang terkena PHK. Bahkan, ada sekitar 15 warga lainnya yang harus beralih menjadi petani dan peternak karena sebelumnya di PHK oleh pabrik.
Di tengah kondisi saat ini, Sigit berharap pemerintah bisa memberikan bantuan, tak hanya bantuan langsung secara tunai. Ia berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan bagi petani dan peternak agar mereka bisa menjual hasil pertanian dan mempermudah pemasaran hasil panennya.
Saat ini perekonomian nasional mulai tumbuh dan pulih pasca-pandemi covid-19, namun pemulihan ekonomi belum berjalan dengan mulus. Saat ini, masih banyak perusahaan yang kesulitan menjalankan bisnis dan hal ini yang menyebabkan badai PHK masih terus terjadi.