Ekonomi Kuartal III-2023 Melemah, Waspada Gejolak Ekonomi Global

9 November 2023 12:32

Pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 2023 tercatat menurun dan jauh di bawah target. Meski kondisi perekonomian dalam negeri masih cukup stabil, tapi perlu diwaspadai gejolak perekonomian global yang bisa mempengaruhi stabilitas di dalam negeri. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2023 sebesar 4,94% secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari prediksi 5,05?n lebih rendah dari triwulan kedua 2023 yang mencatat pertumbuhan 5,17% year on year (YOY). 

Penurunan pertumbuhan ekonomi salah satunya dipicu penurunan harga komoditas yang mempengaruhi kinerja ekspor komoditas unggulan, seperti minyak kelapa sawit (CPO), nikel dan batu bara. 

Dari dalam negeri, kondisi masih cukup stabil karena ada peningkatan mobilitas dan pariwisata, daya beli yang cukup terjaga, dan aktivitas produksi yang tetap solid. Respon kebijakan ekonomi dari regulator juga turut menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri. 

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tiga turun menjadi 4,94% year on year, tapi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto masih melihatnya secara optimis. Pasalnya realisasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.

“Hal ini ditopang oleh solidnya permintaan domestik yang dicerminkan oleh konsumsi rumah tangga dan PMTB dan kuatnya konsumsi domestik, juga kita lihat dari indeks keyakinan konsumen yang masih di 121,7 pada november,” jelas Airlangga.

Sementara Kementerian Investasi/BKPM juga telah merilis data realisasi investasi periode triwulan tiga 2023 yang meningkat cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 21,6?ngan total investasi sebesar Rp374,4 triliun. 

Kementerian Investasi menyebut, realisasi investasi pada periode ini berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 516.467 tenaga kerja Indonesia. Selain itu, nilai investasi di bidang hilirisasi juga tercatat senilai Rp114,6 triliun yang didominasi sektor mineral sebesar Rp64,7 triliun. 

Sayangnya peningkatan realisasi investasi masih belum maksimal menurunkan tingkat pengangguran yang jumlahnya masih lebih tinggi dibanding sebelum masa pandemi covid-19. BPS mencatat dari total angkatan kerja sebanyak 147 juta orang, jumlah pengangguran tercatat sebesar 7,86 juta orang. Jumlah pengangguran ini setara dengan 5,32% tingkat pengangguran terbuka. 

Pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi yang tinggi tentunya diharapkan akan mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat secara luas. Pemerataan ekonomi haruslah digencarkan demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Sofia Zakiah)