Jakarta: Pakar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana melihat tidak akan banyak gebrakan dalam pemerintahan Mohammad Mokhber. Mokhber menjadi Presiden sementara Iran setelah Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter.
Hikmahanto berpandangan demikian lantaran Iran akan mengadakan pemilihan presiden (pilpres) pada 28 Juni 2024. Mokhber hanya memimpin selama 50 hari dengan fokus utama menyiapkan pilpres.
"Artinya wakil presiden satu ini tidak akan banyak mengambil kebijakan. Kemungkinan kebijakan akan sama seperti Presiden Raisi," ujar Hikmahanto, Selasa, 21 Mei 2024.
Satu hal yang bakal bisa dipastikan sikap Iran tidak akan berubah terhadap Israel dan Amerika Serikat (AS). Mereka akan tetap mendukung kemerdekaan Palestina.
"Mereka (Iran) akan tanda kutip memusuhi Israel dan berhubungan tidak begitu baik dengan AS," ucapnya.
Raisi menunjuk Mokhber sebagai wakil presiden pertamanya pada Agustus 2021, tak lama setelah menjabat. Dia adalah orang ketujuh yang memegang peran tersebut sejak revisi konstitusi.
Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, Mokhber menjabat selama 14 tahun sebagai kepala Setad Iran, sebuah konglomerat ekonomi kuat yang sebagian besar berfokus pada kegiatan amal.
Media Iran telah mengonfirmasi kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian setelah kecelakaan helikopter di provinsi pegunungan Azerbaijan Timur di Iran.
Kantor berita pemerintah Iran, Press TV, serta kantor berita semi-resmi Tasnim dan Mehr melaporkan semua penumpang tewas. Reuters juga melaporkan kematian presiden, mengutip seorang pejabat senior.