NEWSTICKER

Kejahatan Sistematis Gagal Ginjal Akut

N/A • 11 November 2022 09:17

Kasus gagal ginjal akut pada anak terbukti memang bukan perkara main-main. Berdasarkan data hingga 6 November 2022, tercatat ada 324 kasus yang tersebar di 28 provinsi. Dari jumlah itu, sebanyak 194 anak meninggal dunia. Artinya, tingkat kematian kasus gangguan ginjal akut tersebut atau case fatality rate (CFR) mencapai 59%. Amat tinggi.

Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Gagal Ginjal Akut bentukan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), dengan berpijak dari temuan awal investigasi yang mereka lakukan, bahkan tak ragu menyatakan penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak disebabkan oleh kejahatan yang sistematis.

Begitu pun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang menggolongkan kasus ini sebagai kejahatan kemanusiaan. Disebut begitu karena kasus tersebut telah menyebabkan kematian dalam jumlah besar dalam satu periode tanpa pengendalian serius.

Kasus gagal ginjal akut pada anak adalah sebuah 'kejahatan kemanusiaan yang sistematis'. Jelas ini merupakan status sekaligus situasi yang tidak boleh dianggap sepele dan disikapi asal-asalan. Pemerintah sepatutnya menjadikan poin sistematis sebagai titik berangkat dalam pengusutan kejadian tersebut supaya tuntas.

Kejahatan sistematis artinya ia tidak berdiri sendiri. Kejahatan itu tidak hanya melibatkan pelaku di lapangan, tetapi juga kelalaian sistem pengawasan. Dengan kata lain, semua yang terkait semestinya diusut dan dikenai sanksi hukum jika terbukti lalai atau bahkan sengaja melakukan tindakan pidana.

Namun, yang tak kalah penting dari penuntasan kasusnya, tragedi ini seharusnya menjadi momentum perbaikan, bahkan bila perlu restorasi tata kelola pengawasan obat dan makanan. TPF Kasus Gagal Ginjal Akut hendaknya tidak berhenti pada kasus ini.

Mereka kita harapkan punya inisiatif menggandeng pihak-pihak yang terkait dengan sektor kesehatan untuk merumuskan perbaikan tersebut. Jangan sampai kita hanya gemuruh ketika kasus sudah terjadi, tapi kemudian lupa, diam, dan membiarkan sistem yang salah tetap berjalan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Shania Iswandani)