Bercermin dari Kebangkrutan Sri Lanka, Edy Proyono : Indonesia Harus Hati-hati
12 July 2022 06:18
SHARE NOW
Ribuan demonstran Sri Lanka menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada Minggu (10/7/2022) sebagai wujud protes lantaran krisis yang terjadi di negara ini. Tempat tinggal presiden dibuat menjadi seperti tempat rekreasi Dalam sebuah video yang tersebar, banyak masyarakat yang memasak, berenang, sembari mengambil apapun yang ada disana.
Sri Lanka tengah mengalami kondisi krisis terburuk sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1948. Kini gedung pemerintahan, sekolah, dan fasilitas publik banyak ditutup akibat kurangnya suplai energi. Analis menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat Sri Lanka bangkrut, alasan pertama yakni ketergantungan impor. Masalah diperburuk dengan naiknya harga komoditas global yang menyebabkan naiknya harga pangan meningkat. Cadangan devisa dan nilai tukar uang yang makin merosot membuat Sri Lanka kesulitan membayar utang.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden Edy Proyono menyebut, meskipun Indonesia juga memiliki utang yang banyak kepada asing, kondisi Indonesia masih jauh untuk mengalami hal yang serupa dengan Sri Lanka. Triger utama yang menyebabkan Sri Lanka bangkrut adalah kombinasi faktor internal dan eksternal.
Korupsi juga bisa jadi pemicu krisis keuangan. Oleh sebab itu, pemerintah harus bertekad tekan kebocoran anggaran dari korupsi. Edy menyebut jika kejadian di Sri Lanka tidak ingin ada di Indonesia, masyarakat harus bisa menerima kenaikan harga yang dipicu faktor dari luar.