Pemkot Semarang Bangun Ketahanan Pangan untuk Indonesia Emas

14 November 2024 16:32

Belum lama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah meluncurkan sebuah program yang dikenal sebagai 'Stroberi' atau kepanjangan dari Strategi Pemberian Makan Siang Gratis untuk Peningkatan Gizi dan Pencegahan Obesitas. Tidak hanya itu, Pemkot Semarang juga sedang menggalakkan program ketahanan pangan dengan memaksimalkan produksi padi hingga produksi bawang.

Kota Semarang ibu kota Provinsi Jawa Tengah (Jateng) adalah kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota ini dikenal sebagai kota pesisir sehingga banyak hidangannya yang menggunakan ikan sebagai bahan utama. Kota Semarang memiliki luas wilayah 373,70 km persegi. Saat ini Kota Semarang terdiri dari 16 wilayah kecamatan dan 177 kelurahan.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024 lebih dari 1,7 juta jiwa tercatat sebagai warga Kota Semarang dengan jumlah populasi yang cukup banyak mata pencaharian warga Kota Semarang sangat beragam. Mulai dari buruh, aparatur sipil negara (ASN), pedagang, hingga petani.
 

Baca: Pupuk Indonesia Sokong Ketahanan Pangan via Pupuk Berkualitas

Sepak Terjang Mbak Ita Majukan Semarang

Selama masa kepemimpinan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), ada banyak inovasi serta terobosan program positif yang dihadirkan untuk Kota Semarang. Bahkan Kota Semarang sempat memperoleh penghargaan pada sebuah ajang dalam kategori 'dedikasi membangun negeri' karena telah berhasil menciptakan kota ketahanan pangan melalui urban farming.

Baru-baru ini Pemerintah Kota Semarang didampingi Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan sosialisasi urban farming kepada petani. Sosialisasi urban farming menciptakan solusi dalam produksi pangan di kota metropolitan seperti Semarang.

"Kami memberikan para petani dan masyarakat umumnya ini untuk menanam secara urban farming untuk pertanian di perkotaandan tetap memberikan hasil yang sangat luar biasa. Dan kami sudah setahun lebih didampingi oleh BRIN dan Pak Wakil Ketua Amarullah hadir secara pribadi beberapa kali ke Semarang, dan hari ini panen bawang bawang yang istimewa karena memakai semai benih," tutur Mbak Ita.

Kota Semarang Sambut Program Kedaulatan Pangan

Wakil Ketua BRIN Amarullah Octovian mendukung program pemerintah pusat yaitu kedaulatan pangan. BRIN mengaplikasikan teknologi untuk mengoptimalkan unsur hara dalam urban farming di Semarang. Hal ini didukung teknologi lainnya seperti smart farming dalam pengairan sehingga menghasilkan kuantitas produksi yang lebih besar.

"Kami dari BRIN berupaya untuk mendukung program pemerintah dengan memanfaatkan lahan-lahan yang tidur miliknya pemkot ini berupaya untuk kita optimalkan. Teknologi yang masuk di sini adalah bagaimana kita mengoptimalkan unsur hara di tanah-tanah yang tadinya sudah tertidur. Kemudian kita menerapkan teknologi untuk smart farming untuk pengairannya, pengabutannya, dan lain sebagainya. Sesuai dengan standar nasional, kita ingin minimal menghasilkan satu setengah sampai dua kali lipat hasil produksi," ucap Amarullah.
 
Baca: Program Cetak Sawah Rakyat di Kalsel Ditarget 500 Ribu Hektare

Mbak Ita menjelaskan Kota Semarang berbeda dengan kota metropolitan lainnya di Indonesia. Semarang memiliki berbagai jenis topografi lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kedauatan pangan.

"Kami Kota Semarang ini ada dataran tinggi bisa ditanam dengan bawang dan sebagainya, kemudian ada dataran rendah yang bisa untuk perkantoran, bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pesisir. Mungkin kota-kota metropolitan lainnya pasti punya perdagangan dan jasanya yang mungkin menonjol, tetapi Semarang masih punya lahan-lahan pertanian atau lahan produktif ada sekitar 30 ribu hektare. Ini harus dioptimalkan lahan-lahan itu. Selaras dengan perintah presiden untuk kedaulatan dan ketahanan pangan." kata Mbak Ita.

Mengenai produksi bahan pokok seperti beras, Semarang memiliki sejumlah sawah payau di daerah pesisir. Produktivitas sawah payau ini didukung dengan teknologi biosalin dari BRIN sehinga produktivitas komoditas pangan d berbagai jenis tanah dapat optimal.

"Sawah yang lestari ini kan hanya 1.600 tetapi sebenarnya masih banyak lahan-lahan atau sawah-sawah yang ada sawah payau di pesisir. Dengan Brin dan Pemkot sudah mencoba dengan menanam namanya padi biosalin dan itu juga sangat luar biasa, bisa diimplementasi juga di Kota Semarang. Sehingga insya allah tanah dengan karakteristik tertentu dapat dioptimalkan," tutur Mbak Ita

Amarullah menjelaskan Kota Semarang memiliki banyak potensi penanaman komoditas pangan lainnya. BRIN dan Pemkot Semarang juga akan berupaya membangun pertanian berkelanjutan minim limbah. 

"Potensinya cukup menjanjikan beberapa komoditas selain padi juga ada beberapa komoditas pendamping padi jadi bisa saja nanti umbi-umbian, holtikultura, buah-buahan, dan juga pakan ternak. Kita akan kembangkan limbah dari pertanian nanti kita olah jadi betul-betul tidak ada limbah," tutur Amarullah.

"Kita juga membantu Pemkot Semarang dengan teknologi pengolah limbah plastik sehingga hasilnya plastik-plastik di wilayah ini bisa mulai dikurangi. Secara statistik terjadi penurunan yang cukup signifikan terhadap kebersihan Kota Semarang dan sekitarnya. Alat pengolah ini juga bisa menghasilkan minyak yang bisa digunakan oleh mesin-mesin yang sederhana mesin traktor petani, mesin penggiling padi, dan bahan bakar motor perahu nelayan," ucapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)