13 December 2023 21:15
Debat panas calon presiden 2024 yang diselenggarakan pada Selasa malam 12 Desember 2023, tidak hanya sekedar menyajikan visi misi para kandidat. Namun juga visi misi meraup suara publik. Seberapa besar efek debat bisa memikat para pemilih?
Debat pertama calon presiden dalam Pemilu 2024 berjalan seru dengan tensi yang cukup tinggi. Debat Pilpres menjadi penting karena tidak hanya menjadi kesempatan kepada capres untuk menyampaikan visi misi kerjanya, tapi juga bisa memengaruhi perolehan suara pemilih. Sehingga pascadebat, pemilih akan menilai performa capres dan menjadikannya tolak ukur dalam menentukan pilihan.
"Pemilih akan mulai menimbang-nimbang ya dari performa debat ini. Kemudian pertimbangan itu akan makin mendalam dengan debat selanjutnya," kata Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini.
Tidak hanya itu, debat ini juga diyakini bisa menentukan para pemilih untuk tetap atau berpaling dari jagoannya.
"Setidaknya perpindahan pemilih dari mereka yang belum menentukan pilihan atau dari mereka yang ragu-ragu," ujar pengamat politik, Ray Rangkuti.
Di satu sisi, debat dinilai bisa menjadi sarana bagi undecided voters untuk menentukan pilihan. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pemilu 2024.
Persentase ini tak jauh berbeda dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres yang mencapai 24,9 persen. Angka massa mengambang pada pilihan capres itu pun melonjak signifikan dari yang sebelumnya 15,4 persen pada Agustus 2023.
Kelompok undecided voters tak bisa diremehkan. Mereka justru menjadi penentu pemilih.
Penyelenggara, terlebih peserta pemilu yakni capres-cawapres ataupun partai politik patut betul-betul menperhitungkan untuk meraup suara dari mereka.