30 July 2025 22:35
Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Timnas Vietnam U-23 di final Piala AFF U-23 2025. Kalah 0-1, Skuad Garuda Muda gagal mengangkat trofi di kandang sendiri.
Pengamat sepak bola nasional, Haris Pardede, menilai kekalahan ini bukan hanya soal "kecolongan" satu gol, melainkan cerminan dari sejumlah pekerjaan rumah yang terlihat sepanjang turnamen. Haris menyoroti tumpulnya lini serang Timnas U-23 seperti terlihat di laga sebelumnya yakni menghadapi Malaysia dan Filipina.
"Ini bukan hanya soal satu kecolongan, tapi kita lihat di dua laga grup saat menghadapi Malaysia dan Filipina, pemain kita gagal mencetak gol. Melawan Filipina memang kita menang 1-0, tapi golnya lahir dari gol bunuh diri," ujar Haris.
"Di final, bahkan menurut saya lebih buruk lagi penampilan tim nasional kita. Passing kaki ke kaki beberapa kali salah, jarang sekali kita membahayakan pertahanan lawan meskipun kita menguasai possession," lanjutnya.
Haris juga menanggapi komentar legenda sepak bola Indonesia, Rully Nere, yang menyebut timnas kekurangan pemain skillful dan kreatif. Haris menafsirkannya sebagai ketiadaan pemain yang berani melakukan umpan terobosan akhir atau final pass di sepertiga pertahanan lawan.
Haris juga menolak alasan bahwa tekanan dari 35 ribu penonton di GBK menjadi penyebab kekalahan. Menurutnya, dukungan suporter di kandang seharusnya menjadi penyemangat, bukan beban. Ia justru mengkritik regulasi Liga 1 yang memperbanyak pemain asing.
"Ketika kita meminta pemain punya mentalitas, tapi di regulasi terakhir justru pemain asing diperbanyak di Liga 1. Jadi, semakin sempit tentunya kesempatan bagi para pemain kita untuk punya mental baja," jelasnya.