Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya merealisasikan janjinya saat berkampanye Pilpres dan resmi memblokir akuisisi perusahaan baja U.S. Steel oleh perusahaan Jepang Nippon Steel bernilai hampir USD 15 miliar. Langkah ini disambut positif oleh serikat pekerja, tetapi dipertanyakan oleh kedua perusahaan yang bersangkutan.
Biden menyebut, penguasaan perusahaan strategis AS oleh pihak asing memunculkan risiko bagi keamanan nasional daan rantai pasok AS.
"Kami sudah hubungi pemerintah Jepang dan sampaikan langsung pemikiran kami. Ini adalah karena perlunya US Steel tetap jadi perusahaan milik AS dan dikelola AS." kata Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
Penolakan Biden telah diungkapkan sebelumnya tak lama setelah rencana akuisisi diumumkan akhir 2023. Gedung Putih tak merinci ancaman seperti apa yang ditimbulkan dari akuisisi US Steel.
Berdasarkan output produksinya, Nippon Steel adalah produsen baja terbesar keempat di dunia, sementara US Steel menempati posisi ke-27. Menurut World Steel Association, bagi mereka yang mendukung akuisisi ini, tadinya suntikan dana dari Nippon Steel diharapkan bisa membuat US Steel lebih kompetitif di pasaran, yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan baja
Tiongkok yang diuntungkan oleh subsidi dari pemerintah Beijing.
Namun, akuisisi ini juga ditentang Serikat Pekerja United Steel Workers, yang saat Pilpres 2024 memberi dukungan kepada Joe Biden. Presiden terpilih Donald Trump yang mulai menjabat pada 20 Januari juga menolak akuisisi.
Analis menilai, pembatalan akuisisi bisa membuat investor asing urung berinvestasi di Amerika Serikat. Bahkan, investor dari sekutu dekat dan mitra dagang utama, seperti Jepang.
"Jepang adalah sekutu kuat di Pasifik. Jepang kuat dalam pembangunan kapal dan manufaktur. AS butuh mereka. Investasi Jepang terhadap AS sebenarnya akan membuat AS semakin kuat." ucap American Enterprise Institute, Jhon Ferrari.
Pemblokiran akuisisi US Steel hanyalah langkah proteksionis terbaru dari pemerintahan Joe Biden, yang sebelumnya melipatgandakan tarif
impor baja asal Tiongkok. Pemerintahan Trump mendatang, telah mengancam tarif baru atas produk berbagai negara, meski sebagian analis menilai ancaman ini sekedar taktik negosiasi.