Kondisi cuaca kering yang dipicu oleh perubahan iklim telah membayangi masa depan rempah-rempah termahal di dunia yakni safron kashmir. Saat ini, para petani bergabung dengan para ilmuwan untuk bereksperimen dengan menanam safron kashmir di dalam laboraturium.
Peneliti Pertanian Nazair Ahmed Ganai mengungkapkan penelitian sedang dilakukan untuk menemukan cara baru dalam menanam safron seiring perubahan iklim. Setelah dilakukan uji coba di ruangan laboraturium, budidaya dalam ruangan ini telah menjanjikan dan sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi safron.
"Kami mencoba melihat bagaimana kami beradaptasi. Masuk ke dalam rumah berarti kami akan bertani vertikal. Jadi, kami memproduksi lebih banyak dan kualitas safron yang kami panen dalam budidaya dalam ruangan jauh lebih baik daripada kualitas safron yang kami dapatkan di luar ruangan. Beberapa petani yang mengadopsi praktik ini, mereka mendapat harga dua kali lipat lebih mahal untuk saffron yang mereka tanam di dalam ruangan," ungkap Peneliti Pertanian, Nazair Ahmed Ganai.
Sebelumnya, ekonomi di wilayah Kashmir sebagian besar dari hasil pertanian. Namun, meningkatnya dampak perubahan iklim, suhu yang memanas, dan pola curah hujan yang tidak menentu telah meningkatkan kekhawatiran di antara para petani yang mengeluh tentang produksi lebih sedikit.