Praktisi: Keselamatan Harus Jadi Syarat Utama di Industri Migas
4 March 2023 11:52
SHARE NOW
Peristiwa kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, hingga saat ini tidak dapat dilihat apa penyebab utamanya. Namun, setiap kegiatan dalam lingkungan industri migas yang sifatnya flammable, safety concern harus menjadi prasyarat utama.
Praktisi Migas Elan Biantoro menyebut, melihat kondisi lingkungan depo Plumpang yang berdekatan dengan permukiman warga tersebut sangat tidak aman, sehingga buffer zone atau zona aman penting diterapkan untuk menghindari timbulnya korban jiwa jika kondisi darurat seperti ledakan.
"Kalau saya lihat di wilayah Utara area Plumpang itu jaraknya tidak memenuhi persyaratan buffer zone. Bahkan ada yang dari tembok itu hanya sekitar belasan meter atau puluhan meter," ujar Elan Biantoro.
Diketahui, jarak permukiman warga dengan depo Pertamina Plumpang tidak sampai 100 meter. Elan Biantoro menambahkan harusnya jarak dari tembok depo tersebut ke permukiman harus memiliki jarak tambahan setidaknya satu kilometer.
Sebelumnya, kebakaran besar terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) pukul 20.00 WIB. Kobaran api membuat warga panik lantaran lokasi kebakaran terjadi dekat dengan permukiman padat penduduk.
Awal mula terjadi saat warga mencium bau bahan bakar minyak (BBM) yang sangat menyengat, sebelum akhirnya ada ledakan yang terdengar dan muncul api hingga asap membumbung tinggi. Kebakaran pun berhasil dipadamkan, Sabtu (4/3/2023) pukul 02.00 WIB usai 250 petugas pemadam kebakaran dan 52 mobil Damkar dikerahkan.
Dugaan sementara penyebab kebakaran adalah kebocoran pipa BBM, namun hal itu masih akan dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak berwenang. Hingga berita ini ditayangkan, menurut data sementara sebanyak 15 orang tewas akibat kebakaran ini.
Dari 15 orang tewas, tiga di antaranya diketahui anak-anak. Korban saat ini telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi agar segera diserahkan ke pihak keluarga. Sementara untuk korban luka-luka terdiri dari 46 orang dewasa dan tiga anak-anak.