19 April 2024 12:08
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut, pecahnya konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa mengguncang ekonomi Indonesia.
"Konflik di Timur Tengah ini sekarang melibatkan negara penghasil minyak salah satu terbesar di dunia yaitu Iran. Ini yang menjadi game changer," kata Bhima.
Bhima menjelaskan, dampak dari konflik Iran-Israel dapat jauh lebih buruk daripada perang Rusia-Ukraina. Salah satunya dampaknya, rupiah berpotensi melemah hingga level psikologis Rp17 ribu.
Hal itu akan berdampak banyak pada aktivitas ekonomi masyarakat. Mulai dari harga barang yang naik hingga impor yang terbatas dan membutuhkan waktu lebih lama.
Selain itu, harga minyak mentah juga diprediksi bakal terus mengalami kenaikan. Hal ini bisa berdampak langsung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"APBN bisa mengalami pelebaran defisit. Kalau defisit melebar, dia bakal mencetak utang lebih banyak lagi. Begitu juga butuh anggaran perlindungan sosial yang jauh lebih besar," tutur Bhima.
Sementara, Kemenko Perekonomian terus memonitor perkembangan dunia selama dua bulan ke depan terkait kenaikan logistik dan harga minyak. Pemerintah meminta masyarakat tak khawatir. Sebab sudah dipastikan tidak akan ada kenaikan harga BBM subsidi hingga Juni mendatang.
"Tidak naik. Itu sudah pernyataan pemerintah," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis, 18 April 2024.