PPI India: Gelombang Panas di India Capai 45 Derajat Celcius
N/A • 27 April 2023 14:24
Gelombang panas tengah melanda negara-negara Asia, salah satunya di India. Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPP) di India, Anggy Eka Pratiwi mengatakan bahwa suhu di India bisa mencapai 43-45 derajat saat musim panas. Bahkan, hal ini terjadi di setiap tahunnya.
"Kondisi saat ini musim panas, di musim summer itu mencapai titik 43-45 derajat, dan itu biasa terjadi di setiap tahunnya," kata Ketua PPI India, Anggy Eka Pratiwi di program Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Kamis (27/4/2023).
Hal ini sangat berdampak bagi kehidupan sehari-hari. Menurutnya, sejumlah air pun turut berdampak akibat suhu yang meningkat drastis di India.
"Sangat terdampak, biasanya air itu lancar di tempat saya ini, namun karena suhu meningkat drastis, sekarang air dimatikan, jadi ada jam-jam tertentu air itu dimatikan," ucapnya.
Selain itu, pemerintah setempat pun mulai mengatur jumlah pemakaian air yang hanya bisa digunakan beberapa jam dalam sehari.
"Air datang itu sehari hanya sekali, jadi hanya beberapa jam saja, itu untuk mengatasi krisis air," ujarnya.
Anggy juga menyarankan untuk WNI yang berada di India untuk selalu menggunakan pakaian yang sangat tertutup. Hal itu agar menghindari kulit dari penyakit gatal akibat sengatan mahatari yang sangat panas.
"Kalau ingin pergi-pergian harus memakai pakaian yang sangat tertutup untuk menghindari sengatan matahari yang sangat panas," tegasnya.
Sementara itu, kini cuaca panas juga melanda Thailand. Bahkan, cuaca panas juga menyebabkan pemakaian listrik meningkat.
Setiap tahunnya, terjadi musim panas pada April di Thailand. Namun, hal ini tidak terjadi di seluruh provinsi yang ada. Adapun yang paling terdampak akibat musim panas ini, berada di wilayah bagian tengah, timur, barat dan selatan.
"Setiap tahunnya pada April, musim panas sedang berlangsung, akan tetapi tidak di seluruh provinsi di Thailand," kata Koresponden Media Group Network, Anna Christi Suwardi di Thailand, Kamis (27/4/2023).
Selain itu, kalangan petani pun paling terdampak karena ketersediaan air mulai menurun walaupun tidak mempengaruhi asupan air minum.
(Hajid Arrafi)