Penobatan Raja Charles III Tradisi yang Dimodernisasi
N/A • 7 May 2023 11:36
Penobatan Raja Charles III penuh syarat dengan berbagai makna dalam prosesinya. Seperti, menggunakan kereta kuda sebagai akomodasi Raja Charles III ke Westminster Abbey, hingga proses penyematan dan berlututnya Pangeran William di depan ayahandanya.
Raja Charles III yang naik takhta menggantikan mendiang ibunya Ratu Elizabeth II, telah resmi dimahkotai pada Sabtu (6/5/2023). Penobatan ini disebut sebagai acara yang religius dan berjalan dengan khidmat.
Pada penobatan Raja Charles III terdapat beberapa tradisi yang berbeda dengan penobatan yang dilakukan Ratu Elizabeth II. Meski masih melakukan rangkaian tradisi lama dan ritual kuno, namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yaitu penobatan Raja Charles III yang modernisasi namun tetap berakar pada tradisi arak-arakan yang sudah berlangsung lama.
Hari besar Raja Charles III kali ini diatur menjadi acara yang ramping serta sederhana dan berlangsung lebih singkat dibanding dengan upacara penobatan yang megah, seperti yang dilakukan Ratu Elizabeth II. Pada saat penobatan Ratu Elizabeth II pada tahun 1953 berlangsung selama hampir 3 jam dengan undangan lebih dari 8.200 tamu, upacara penobatan Raja Charles III hanya dilakukan selama 2 jam dengan 2.200 tamu undangan.
Meski begitu, biaya penobatan Raja Charles III sangat fantastis, yakni ditaksir menelan biaya hingga €113 juta atau Rp1,83 triliun, sedangkan saat penobatan Ratu Elizabeth II menelan biaya €1,5 juta atau Rp27,7 miliar.
Pada prosesi penobatan Raja Charles III ada banyak upacara yang dilakukan, salah satunya pengucapan sumpah dengan menggunakan mahkota St. Edward. Pada sesi tersebut Raja Charles III duduk di kursi Edward, yang dikenal sebagai kursi penobatan serta memegang tongkat kerajaan, tidak seperti yang dilakukan Ratu Elizabeth II. Dalam prosesi ini Raja Charles III dikuduskan secara tertutup dan melakukannya di balik layar bersisi tiga, yang diartikan sebagai perwakilan atas berbagai agama dan kelompok.
Hal tersebut sejalan dengan keinginan Raja Charles III, yaitu mencerminkan keragaman etnis era Inggris modern. Raja Charles III menjadi raja pertama yang berdoa dengan suara keras pada penobatanny. Doa yang ditulis khusus untuk raja Inggris tersebut berisi memohon berkat dari setiap kalangan keyakinan.
(Nopita Dewi)