Inayah Wahid: Persatuan Harus Didasari Keadilan, Bukan Sekadar Slogan

Memaknai Sumpah Pemuda di tengah derasnya arus digitalisasi, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Inayah Wahid, menekankan pentingnya keadilan sebagai dasar persatuan bangsa. Ia menjelaskan, makna persatuan dalam konteks Sumpah Pemuda tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang perjuangan berbagai organisasi pemuda pada masa itu. 

Menurut Inayah, sebelum berbicara tentang persatuan, Indonesia perlu menegakkan keadilan terlebih dahulu.

“Gus Dur selalu bilang, tidak ada perdamaian tanpa keadilan. Jadi keadilan harus hadir lebih dulu sebelum perdamaian bisa tercipta,” ujar Inayah Wahid dalam acara Jong Indonesia Festival yang digelar Metro TV, Kamis, 30 Oktober 2025.

Inayah menegaskan, keadilan menjadi dasar dari identitas kebangsaan yang sejati. Ia mencontohkan, persatuan yang sehat bukanlah yang meniadakan perbedaan, melainkan yang mampu menyatukan keberagaman dalam harmoni. Menurutnya, Indonesia bukanlah “melting pot” seperti Amerika Serikat, melainkan “gado-gado” yang kaya rasa dan berpadu karena bumbu yang tepat, yakni Pancasila.
 

Ia juga menyinggung fenomena toxic relationship dalam hubungan sosial dan politik. Menurutnya, manipulasi dan ketimpangan kekuasaan sering kali membuat masyarakat kehilangan kepercayaan dan ruang untuk bersuara. Kondisi semacam ini juga bisa disebut sebagai bentuk toxic relationship antara rakyat dan negara.

Inayah mengajak generasi muda untuk belajar dari semangat para pemuda 1928 yang mampu menyingkirkan ego kelompok demi tujuan bersama. Ia menekankan bahwa kekuatan Indonesia justru terletak pada kemauan untuk mengakui identitas satu sama lain.

“Persatuan tidak meniadakan identitas, tapi justru merayakan keberagaman. Dari sanalah kita bisa menuju masyarakat yang adil dan Indonesia yang benar-benar emas,” ujar Inayah.

(Aulia Rahmani Hanifa)