10 December 2025 18:52
Memasuki pekan kedua pascabencana banjir bandang dan tanah longsor, kondisi Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masih memprihatinkan. Sebanyak 40 desa di empat kecamatan dilaporkan masih terisolasi, lebih dari 3.000 jiwa mengungsi, dan 88 jembatan mengalami rusak berat.
Salah satu kerusakan infrastruktur paling vital terjadi di Desa Penomon Jaya. Jembatan di desa ini putus total, padahal merupakan akses utama menuju lumbung mata pencaharian warga, mulai dari perkebunan, persawahan, pabrik getah karet, hingga destinasi wisata.
Warga kini terpaksa menyeberang menggunakan kabel sling (tali gantung) atau meniti tangga darurat menuruni sungai demi mendapatkan akses keluar-masuk desa.
Kisah Perantau: Terjebak dan Krisis Pangan
Mayoritas warga yang terjebak di wilayah atas Desa Penomon Jaya adalah pekerja perantau, salah satunya adalah penyadap getah pinus. Pak Usep, perantau asal Jawa Tengah, menceritakan sulitnya kondisi di sana.
"Kami kemarin pas banjir masih stay di atas. Kalaupun turun, kami tidak bisa menyeberang karena air sangat besar. Jadi kami menunggu surut baru berani turun ke bawah sini," ujar Usep.
Untuk mendapatkan bantuan logistik, Usep dan warga lainnya harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai menggunakan kabel sling. "Untuk ke sana kemari hanya bisa proses seperti ini (pakai kabel sling). Pulang pergi sekitar empat kali menyeberang," tambahnya.
Usep berharap pemerintah segera memperbaiki fasilitas yang rusak, karena kondisi ini melumpuhkan ekonomi warga lokal maupun perantau. "Bahan pangan kami sangat terbatas dan susah," keluhnya.
Hingga saat ini, tercatat 3.779 warga masih tersebar di beberapa titik pengungsian. Bantuan logistik sebenarnya telah tiba di pusat kota, salah satunya di Bandara Blangkejeren. Namun, penyaluran ke titik bencana menghadapi kendala berat.
Selain medan pegunungan yang sulit dijangkau kendaraan darat, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi masalah utama. Dikabarkan stok BBM untuk operasional kendaraan bantuan sudah habis sepenuhnya.
Akibatnya, banyak personel TNI-Polri yang memilih berjalan kaki selama 2 hingga 3 hari untuk mengantarkan bantuan ke desa-desa terisolir yang hanya bisa dijangkau lewat jalur udara atau jalan setapak.
Meski demikian, cuaca di Gayo Lues dalam tiga hari terakhir dilaporkan cukup baik dan tidak turun hujan, sehingga debit air sungai mulai surut dan memudahkan sedikit akses penyeberangan darurat.