TPA Cipeucang Ditutup, Tangsel Darurat Sampah

18 December 2025 14:12

Tangerang Selatan (Tangsel) dilanda darurat sampah dalam dua pekan terakhir. Penutupan TPA Cipeucang karena overload telah menyebabkan sampah rumah tangga berserakan begitu saja di bahu jalan, trotoar, dan separator jalan, terutama di kawasan Ciputat. 

Tumpukan sampah tersebut tidak hanya merusak pemandangan tetapi juga mulai mengeluarkan bau tak sedap dan memicu munculnya belatung. Sampah yang menumpuk bahkan di bawah flyover Pasar Ciputat disinyalir bukan hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga dari hotel, restoran, dan pasar yang kini kebingungan membuang limbah.

Kondisi sampah yang sudah dua minggu tidak terangkut ini mulai berdampak langsung pada usaha kecil di sekitar lokasi. "Sangat berdampak pada penjualan, turun lumayan banyak, sampai separuhnya. Alasannya karena jadi tidak nyaman, karena bau," ujar Deli, salah satu warga yang berdagang makanan di dekat lokasi tumpukan sampah, dikutip dari Metro Siang Metro TV, Kamis, 18 Desember 2025.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan Bani Khosyatullah, menerangkan bahwa penumpukan sampah ini terjadi lantaran TPA Cipeucang satu-satunya TPA utama Tangsel sedang dilakukan penataan dan perbaikan. Sebelumnya menggunakan sistem open dumping, TPA Cipeucang akan diubah menjadi sistem control landfill. Selama masa transisi ini, DLH fokus pada pembangunan metode terasaring di anak Kali Cirompang, pembangunan bronjong penahan di Landfill 3, serta pembukaan akses jalan menuju Landfill 4.

Darurat sampah meluas di Indonesia

Permasalahan overload TPA dan krisis sampah bukan hanya terjadi di Tangsel, melainkan telah menjadi masalah menahun di berbagai daerah lain di Indonesia. Krisis sampah kembali meningkat di Kendal, Jawa Tengah, setelah TPA Darupono tidak mampu lagi menampung volume sampah harian akibat kelebihan kapasitas. 

Bupati Kendal Dyah Kartika, menyebutkan bahwa krisis ini menjadi perhatian khusus dan berupaya mengeluarkan edaran untuk membuat bank sampah di tingkat desa. Namun, keterbatasan anggaran di tingkat desa membuat sebagian besar sampah tetap berakhir di TPA Darupono yang sudah penuh.
 
Di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, warga geram karena sampah dibuang sembarangan di tepian jalan, bahkan menutupi parit, meskipun sudah ada papan peringatan larangan membuang sampah. Sementara itu, TPST Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, TPA terbesar di Indonesia, juga mengalami darurat lahan. Kemacetan truk sampah mengular hingga ruas jalan Narogong akibat area pembuangan yang over capacity.

Darurat sampah di Indonesia terjadi karena TPA yang ditutup justru menimbulkan masalah baru, memaksa warga membuang sampah sembarangan. Pemerintah didesak untuk segera memperbaiki tata kelola TPA agar lebih ramah lingkungan dan mampu menampung volume sampah nasional yang mencapai puluhan juta ton per tahun.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Diva Rabiah)