Bencana Membayangi Keluarga, Petugas BNPB Dume Sinaga Tetap Sigap Betugas

3 December 2025 14:51

Di tengah kondisi bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa tiga provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar), BNPB bergerak cepat menembus titik lokasi terdampak. Tak terlepas Dume Sinaga, anggota humas BNPB ini harus bertugas menghimpun informasi kebencanaan di Sumatra Utara.

Namun, siapa sangka ia harus berdinas dengan penuh tanda tanya soal kondisi ayah, ibu, dan adik perempuannya. Sebab Dusun Lumban Sihotang di Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan salah satu wilayah terdampak rata dengan tanah akibat banjir dan tanah longsor setelah dilanda hujan selama dua pekan.

"Kalau untuk perasaan tidak enak atau kepikiran itu tuh tetap ada manusiawi. Dan kebetulan juga belum satu hari sebelum ditugaskan ke daerah Sumut yang kebetulan di Silangit itu belum ada komunikasi ataupun kontak dengan orang tua," kata Dume Sinaga dikutip dari Breaking News, Metro TV, Rabu, 3 Desember 2025.
 


Dume telah memiliki firasat. Sejak peringatan cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh BMKG akan melanda kampung halamannya. Ayahnya yang memiliki penyakit jantung, ibu, serta adik bungsunya telah putus kontak ketika kabar terjadinya bencana di Sumut.

Hal itu membuat hati Dume ikut gelisah memikirkan kondisi keluarganya. Seakan Tuhan meminta Dume pulang, Secara tak sengaja ia mendapatkan penugasan mengawal bencana di kampung halamannya.

Meski dalam kondisi gelisah, Dume tetap bersikap profesional melakukan pelayanan kepada masyarakat  terdampak.

Waktu itu kebetulan adik saya tiba-tiba mengirimkan sebuah video. Itu adalah video air dari dari air sungai dan juga air yang dari pegunungan ke rumah itu warnanya sudah berubah.

"Tidak seperti biasa. Kalau yang kita tahu kalau memang hujan deras, air yang mengalir dari pegunungan itu hanya coklat. Coklat biasa. Tapi yang didapati sama keluarga saya, kebetulan adik saya memvideokan yang selalu update tentang di rumah karena kebetulan papa saya sakit. Jadi, apapun itu selalu di-update ke kakaknya, ke keluarga yang di perantauan," kata Dume dikutip dari Breaking News, Metro TV, Rabu, 3 November 2025.

"Chat WhatsApp masih centang satu pada Selasa, 25 November 2025, siang. Menurut informasi dari adik saya setelah bertemu mereka mengatakan bahwa dari siang itu komunikasi dan juga listrik sudah padam," tambahnya.

Bagaimana tak membuat khawatir, sebab baru kali pertama banjir dan tanah longsor dengan skala besar menimpa dusun ini. Ayah Dume, Paider Sinaga tak pernah menyangka bencana ini akan datang menimpa kampungnya. Kini dusun Lumbang Sihotang telah rata dengan tanah akibat tertimpa material pasir dan batu-batu berukuran besar.

Sampai saat ini satu korban masih dalam pencarian. Beruntung ayah Dume, Paider, dan keluarga bisa melarikan diri dengan selamat.

"Satu titik apanya? Sinyalnya. Hanya kami bilang saja kami sehat, rumah kita selamat. Baru 'Terima kasihlah kepada Tuhan' kata si Dume. Kalau Bapak sudah sehat enggak ada apa-apanya sama rumah kita. Biarlah nantilah aku sampai ke sana. Orang yang perlu diselamatkan dulu saya tolong. Kata dia. 'Silakan kami tak usah dipikirkan sehatnya kami," ucap Paider.

Paider melihat dengan matanya Dume secara penuh berkontribusi untuk menolong masyarakat. Paider bangga putrinya berdiri paling depan sebagai garda kemanusiaan dalam bencana.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Diva Rabiah)