9 May 2024 12:32
Jakarta: Walhi Sulawesi Selatan menyebut tambang ilegal menjadi penyebab terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sumsel. Menurut Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) bencana tersebut dipicu masifnya aktifitas tambang emas dan galian ilegal di wilayah Latimojong.
Dari kajian yang dilakukan Walhi dengan menggunakan pendekatan dua hal terutama daerah aliran sungai dan kawasan esensial yang terdampak bencana. Dari kajian tersebut ditemukan kurangnyatutupan hutan yang hanya 30 persen.
"Pertama kami menemukan bahwa di semua wilayah terdampak bencana itu daerah aliran sungainya hanya memiliki tutupan hutan di bawah 30 persen. Artinya sangat rentan air mengalir dari hulu bisa menimbulkan erosi tanah atau longsor kemudian banjir karena kurangnya tutupan hutan," jelas peneliti Walhi Sulsel, Slamet.
Dalam pemeriksaan lebih jauh, Walhi menemukan di kawasan penyangga di Latimojo yang dekat kawasan inti terdapat izin usaha pertambangan. Ada PT Masmindo Dwi Area yang disinyalir menjadi penyebab bencana banjir dan longsor.
"Kami periksa lebih jauh ternyata di Latimojo di kawasan penyengganya bahkan dekat dengan kawasan inti ada izin usaha pertambangan. Itu ada PT Masmindo Dwi Area di mana itu disinyalir kuat menjadipenyebab bencana banjir dan longsor," lanjut Slamet.
Sebelumnya banjir bandang dan tanah longsor menerjang 13 kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan sejak tujuh hari lalu. Peristiwa itu membuat rumah warga rusak parah hingga rata dengan tanah.
Seperti yang terjadi di Desa Bonelemo, Kecamatan Bajo Barat, Luwu, Sulsel, sedikitnya delapan rumah warga rata dengan tanah serta lima lainnya mengalami rusak parah karena sebagian bangunan roboh, serta dinding rumah jebol, disapu banjir bandang dan tanah longsor.