PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar ajang penghargaan Svarna Bhumi Award 2025 untuk mengapresiasi kerja keras para pahlawan pangan. Penyelenggaraan tahun ini menjadi semakin menarik karena mayoritas finalis berasal dari generasi muda berusia 30-35 tahun.
Ajang Svarna Bhumi Award 2025 dijadikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pahlawan ekosistem pangan, yaitu para petani yang gigih berinovasi mendedikasikan hidupnya untuk pertanian.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan pentingnya regenerasi petani sebagai upaya menjaga ketahanan pangan nasional melalui jurni Svarna Awards 2025. Pihaknya ingin mengangkat dan mengapresiasi inovasi tersebut agar mampu menginspirasi generasi penerus pada sektor pertanian.
“Pahlawan-pahlawan pangan yang sudah bekerja dengan tulus ini kita angkat supaya bisa menginspirasi. Harapannya regenerasi petani, inovasi pertanian, adopsi teknologi dapat tercapai,” ucapnya.
Berikut pahlawan pangan penerima Svarna Bhumi Award 2025:
- Kurniawan Adi Prasetyo, pemuda dari Jawa Timur ini berprofesi sebagai pelestari benih lokal. Dia mengumpulkan lebih dari 800 varietas benih Nusantara dan mengembangkan sistem pertanian terpadu.
- Nisya Sa’adah Wargadipura, selaku Pendiri Pesantren Ekologi At-Taariq di Garut, Jawa Barat, ia menerapkan agroekologi dengan mengintegrasikan ilmu agama dan kearifan lokal.
- Asep Hidayat, Mantan pekerja migran dari Sukabumi itu berhasil mempopulerkan tanaman hanjeli sebagai pangan alternatif lokal dan mengubahnya menjadi komoditas unggulan.
- Agus Wibowo, Petani dari Magelang ini berhasil menciptakan bibit kentang unggul, meningkatkan produktivitas, dan mendirikan koperasi hortikultura untuk membantu petani.
- Untung Wijanarko, Lulusan Bahasa Inggris yang menjadi petani dan mendirikan Tani Organik Merapi (Tom) di Yogyakarta, Untung mengajak ratusan petani beralih ke pertanian organik.
- Kamilus Tupen Jumat (Special Achievement Award): Seorang mantan manajer di Malaysia yang kembali ke Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, untuk menghidupkan kembali pertanian di lahan tandus.
- Rayndra Syahdan Mahmudin (Satya Pangan Loka Award): Petani muda dari lereng Gunung Merbabu yang mengembangkan usaha tani terpadu modern dan mendirikan ‘Sekolah Tani Milenial’.