Bencana Banjir dan Longsor Terjang Bali, Ini Dampaknya

12 September 2025 16:19

Jakarta: Banjir dan tanah longsor di wilayah Bali tak hanya membuat aktivitas lumpuh, tetapi menimbulkan korban hilang, bahkan meninggal dunia. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat banjir besar dan tanah longsor terjadi di 123 titik di tujuh kabupaten/kota di Bali, yakni di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, Klungkung, Karangasem, dan Jembrana.

Berdasarkan data sementara BNP) hingga pukul 17.00 WITA pada Kamis, 11 September 2025, total korban meninggal dunia berjumlah 16 orang dan satu orang masih dilaporkan hilang.

Adapun rincian korban meninggal dunia, yakni 10 korban di Kota Denpasar, dua korban di Kabupaten Jembrana, tiga korban di Kabupaten Gianyar dan satu korban di Kabupaten Badung.

Proses pencarian korban hilang masih berlangsung dengan melibatkan sedikitnya 125 personel gabungan di sejumlah titik yang diduga menjadi tempat keberadaan terakhir korban.

Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi basah itu terjadi setelah Bali diguyur hujan berintensitas deras yang diperparah oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial Rossby lebih dari 24 jam sejak Selasa, 9 September pagi.
 

Baca juga: Mengurai Benang Kusut Sampah dan Banjir di Bali


Kerusakan dan dampak banjir


Beberapa dampak yang paling signifikan di antaranya 474 kios, los, dan ruko di Denpasar rusak, bangunan roboh atau rusak berat di antaranya ruko tiga lantai roboh, beberapa ruko dan los rusak berat.

Selain itu, banjir juga mengakibatkan fasilitas umum rusak, di antaranya jembatan jebol, jalan rusak, pohon tumbang. 

Sementara itu BNPB melaporkan ada sebanyak 562 korban mengungsi di sejumlah titik pengungsian sementara di antaranya di posko dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, mushola, dan banjar sebagai lokasi pengungsian.


Dampak terhadap pariwisata


Selain korban jiwa dan sejumlah fasilitas umum rusak, banjir juga berdampak pada sektor pariwisata, di antaranya akses ke Bandara Internasional Ngurah Ray lumpuh, kawasan wisata utama dan jalan menuju destinasi wisata terendam, gangguan operasional untuk para pedagang wisata dan penginapan di Denpasar dam wilayah pinggiran.

Sumber: Redaksi Metro TV

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wijokongko)