17 July 2025 14:57
Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) berpandangan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang turun dari 32% menjadi 19% akan berdampak positif terhadap ekspektasi pasar dan aliran modal asing jangka pendek ke Indonesia.
Secara umum, Bank Indonesia menyambut baik kesepakatan tarif yang diyakini akan berdampak positif terhadap prospek ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi, pasar keuangan, kebijakan moneter, dan nilai tukar ke depan.
"Secara keseluruhan kami memandang hasilnya ini akan positif. Dari sisi kinerja ekspor, kami juga memandang kinerja ekspor ke depan termasuk ke Amerika itu akan tetap baik dengan hasil perundingan ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dikutip dari tayangan Prioritas Indonesia, Metro TV, Kamis, 17 Juli 2025.
BI Perry mengatakan kesepakatan tarif dagang itu juga akan memperbaiki ekspektasi para pengusaha dan pelaku di sektor keuangan, seperti perbankan dalam membuat keputusan-keputusan bisnis ke depan. Menurut Perry, tarif sebesar 19% termasuk produk Indonesia yang masuk ke AS merupakan hasil kesepakatan yang cukup baik.
"Tentu saja hasil perundingan ini akan meningkatkan impor. Kita lihat impornya yang produktif tentu saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, baik investasi maupun secara sektor yang lain," ujarnya.
Baca juga: Penurunan Tarif AS Jadi Sinyal Positif Pasar Keuangan RI |