Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu capaian utama dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 dan ditujukan untuk menyediakan makanan bergizi bagi kelompok rentan, seperti balita, ibu hamil, ibu menyusui, serta pelajar dari PAUD hingga SMA.
Di Kabupaten Purworejo, dapur sederhana setiap pagi menyiapkan ratusan porsi makanan sehat. Setiap menu disusun dengan perhitungan gizi seimbang. Sesampainya di sekolah, anak-anak menikmati makanan yang disediakan. Salah satu siswa SMP Negeri 3 Purworejo, Hasan Hafit, mengaku senang.
“Enak sekali. Hari ini ayam geprek, salad, tahu, dan buah naga. Sangat membantu. Terutama bagi teman-teman yang belum sempat sarapan,” ujar Hasan dalam program Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Selasa, 21 Oktober 2025.
Program ini juga menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Welas Rahmati, salah satu penerima manfaat misalnya. Menu MBG ini sangat membantunya untuk memenuhi kebutuhan gizi.
“Alhamdulillah membantu untuk makanan bergizi. Ada sayur, lauk, buah, dan camilan,” kata Welas.
Hingga kini, program MBG telah menjangkau 38 provinsi dengan 7.894
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Program ini telah memberi manfaat bagi 25 juta penerima dan menciptakan 278 ribu lapangan kerja baru.
Dirasakan Banyak Daerah
Dalam pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2025,
Presiden Prabowo Subianto menyebut manfaat MBG sudah dirasakan di banyak daerah.
“Kita berhasil mencapai apa yang negara lain butuh belasan tahun. Brasil butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta makan bergizi gratis setiap hari. Program ini adalah fondasi untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan produktif,” ujar Prabowo.
Untuk memperkuat pelaksanaan, Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar rapat konsolidasi regional yang diikuti 8.000 peserta dari Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Kepala BGN, Dadan Hidayana, menjelaskan pihaknya melibatkan 5.000 juru masak profesional dari
International Chef Association untuk memastikan standar gizi dan kebersihan.
“Konsolidasi kami lakukan agar pengawasan dan kualitas terus meningkat. Menu harus seimbang dan aman dikonsumsi agar anak-anak tumbuh sehat dan cerdas,” kata Dadan.
Berdasarkan kajian Ombudsman RI, program MBG menurunkan
prevalensi stunting hingga delapan persen. Guru juga melaporkan peningkatan konsentrasi belajar dan prestasi siswa.
“Program ini menunjukkan percepatan signifikan. Selain menurunkan stunting, kadar hemoglobin anak meningkat dan risiko anemia menurun,” ujar Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika.
Pemerintah kini mewajibkan setiap SPPG memiliki
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (
SLHS) sebagai syarat pelaksanaan program.
Program Makan Bergizi Gratis terus diperkuat agar mampu menjaga kualitas gizi dan mendukung tumbuh kembang anak di seluruh Indonesia.
(Aulia Rahmani Hanifa)