Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, Abdillah menyoroti sikap politik Jokowi yang berubah.
Abdillah menegaskan, dirinya merupakan salah satu pendukung Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 silam. Namun, langkah politik Jokowi dinilai berubah di periode kedua.
"Di periode kedua itu saya masih mendukung pak Jokowi, tapi kemudian langkah-langkah yang diambil pak Jokowi itu tidak mencerminkan sikap demokrat yang berpihak pada rakyat," ujar Abdillah Toha di Primetime News, Kamis (1/6/2023).
Abdillah menyoroti bagaimana Jokowi berkali-kali menyatakan bahwa dia akan memimpin Indonesia pada periode kedua dengan tanpa beban. Awalnya, pernyataan Jokowi itu disambut gembira dan ditafsirkan bahwa ia tidak terbebani lagi tekanan politik.
"Tapi ternyata apa yang dilakukan beliau itu sebaliknya. Tidak terbebani oleh rakyat," kata Abdillah.
Pada kesempatan yang sama, Abdillah menyebut surat terbuka yang ia berikan untuk Presiden Jokowi itu bukan hal baru yang ia lakukan. "Surat terbuka semacam ini, itu bukan pertama kali buat saya," ujarnya.
Abdillah Toha mengaku, dirinya pernah menyampaikan surat terbuka kepada PAN. Surat itu dikirim ketika Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden dari Prabowo mengklaim sudah menang Pilpres, padahal belum ada pengumuman apapun.
"Saya dan kawan-kawan, termasuk pak Goenawan Mohmmad, Albert Hasibuan, dan tokoh-tokoh lain juga pernah menyampaikan surat terbuka kepada Partai Amanat Nasional agar pak Amien Rais mundur tidak boleh lagi ikut campur, sudah serahkan kepada yang muda-muda," lanjut Abdillah Toha.
Abdillah menyebut, surat terbuka yang diberikan kepada Jokowi sebagai tanda nasehat yang berguna bagi negeri. "Memang itu bisa dibaca sebagai nasehat, maupun bisa dibaca sebagai kritik. Tergantung bagaimana anda melihatnya," ucapnya.
Diketahui, Abdillah Toha merupakan Penasehat Wakil Presiden RI 2009-2014 bidang Telaah Strategi. Ia juga pernah menjadi Anggota DPR RI Daerah pemilihan Banten 2, periode 2004-2009 asal PAN.
Pada 1998 saat terjadi gerakan reformasi dan setelah turunnya Soeharto, Abdillah bersama dengan Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjadi salah seorang formatir pertama dan ketua DPP PAN.
Sebagai anggota DPR, Abdillah duduk di Komisi I DPR dan Ketua Fraksi PAN. Saat itu juga dia menjabat sebagai ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dan Vice President Executive Committee dari Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.