Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi membuat sejumlah warga khawatir turut naiknya pengeluaran harian di tengah penghasilan yang tidak bertambah. Warga betul-betul berharap bantuan pemerintah sebagai kompensasi jika BBM bersubsidi jadi dinaikkan untuk memenuhi kebutuhan pokok harian.
Sejumlah keluarga sudah dibayangi kenaikan biaya kebutuhan sehari-hari meski belum dipastikan harga BBM bersubsidi naik. Hal ini dialami keluarga Muhammad Rizky Karma, seorang pekerja di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.
Keluarga Rizky melakukan berbagai penghematan seperti listrik dan belanja harian untuk mengakali pengeluaran yang meningkat. Hal ini agar penghasilan cukup untuk kebutuhan keluarga dengan satu anak ini termasuk menutup biaya sewa rumah. Rizky berharap jika nantinya harga BBM resmi dinaikkan, ada bantuan pemerintah.
Ada kompensasi pengalihan subsidi BBM berupa bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan. Namun bagi Falihur Rohman, seorang pekerja di sektor pendidikan di Kota Malang, Jawa Timur kompensasi hanya cukup untuk menutup biaya pembelian BBM selama satu bulan, belum bahan pokok lain yang diperkirakan harganya turut naik. Falihur menyebut dengan harga sekarang, Falihur mengeluarkan uang Rp400 ribu untuk BBM jenis pertalite dalam satu bulan.
