26 July 2023 19:12
                        PT Pertamina (Persero) menunjukkan keseriusannya untuk menggarap pengembangan teknologi produk rendah karbon beserta implementasinya. Keseriusan ini ditunjukkan dengan penandatanganan kerja sama dengan tiga perusahaan energi internasional dari Abu Dhabi, Jepang, dan Korea Selatan
Ketiga perusahaan itu terdiri dari Mubadala (Abu Dhabi), Posco International (Korea Selatan),  dan Japex dan Jogmec (Jepang). Perusahaan tersebut akan bekerja sama dengan Pertamina untuk pengembangan Carbon Capture & Storage/Carbon Capture, Utilization & Storage (CCS/CCUS), Blue Hydrogen/Ammonia, New & Renewable Energy (NRE), dan potensi kolaborasi terkait lainnya di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan berkaca pada keberhasilan CCUS di Jatibarang, Jawa Barat, pengembangan CCUS menjadi sangat penting untuk mewujudkan transisi energi hijau di Indonesia.
“Pertamina memiliki tanggung jawab besar sebagai motor untuk mencapai komitmen Net Zero Emission (NZE). Sektor energi diproyeksikan sebagai sektor penyumbang emisi terbesar Indonesia 2030, dan juga diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon, yang menempati urutan kedua setelah sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya," kata Nicke, Rabu, 26 Juli 2023.
Indonesia memiliki potensi dari klaster Integrasi untuk CCUS end-to-end dan berinovasi sebagai penyedia energi hijau di klaster tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, kapasitas penyimpanan CO2 potensial mencapai 80 hingga 400 giga ton CO2 di depleted reservoir serta saline aquifer. 
 
Dengan kapasitas penyimpanan CO2 yang sangat besar ini, proyek dekarbonisasi di Indonesia juga akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penurunan emisi dunia. 
 
Proposisi unik lainnya adalah hutan hujan tropis, lahan gambut, dan hutan bakau terbesar yang berpotensi menyimpan hingga ~300 miliar ton CO2, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi solusi berbasis alam terbesar ke-2 untuk menyelesaikan masalah emisi. 
 
Terakhir, melimpahnya energi baru dan terbarukan yang berpotensi untuk menghasilkan sekitar ~3.600 GW di Indonesia akan turut menjadi pendorong dekarbonisasi global, yang berasal dari berbagai sumber termasuk panas bumi (~24 GW); angin (~155 GW), matahari (~3.300 GW), bioenergi (~57 GW), air (~95 GW), dan laut (~60 GW).