3 August 2025 17:06
Sekitar empat ribu warga masih bertahan di tempat pengungsian dan hunian sementara pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sejak awal tahun lalu. Akibat dari erupsi gunung yang masih terjadi secara fluktuatif, ribuan warga di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur terdampak.
Warga mulai mengeluh dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Hingga kini, aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur masih terjadi secara fluktuatif.
Sejak Minggu pagi, 3 Agustus 2025, berdasarkan data dari PVMBG periode pengamatan selama enam jam terakhir, teramati terjadi gempa hembusan dan guguran material. Warga pun terus diimbau untuk tidak beraktivitas pada radius tujuh kilometer dari puncak kawah dan dalam radius sektoral 7 kilometer ke arah barat laut, utara, dan timur laut.
Ribuan pengendara kendaraan roda dua dan empat hingga kendaraan truk berukuran besar masih tertahan melintas di wilayah material erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di sepanjang jalur Trans-Flores Maumere-Larantuka. Warga pun meminta pemerintah memindahkan akses jalan nasional ke Kabupaten Flores Timur melalui jalur pantai utara, tepatnya di Desa Wailamun, demi menghindari dampak dari erupsi gunung.
"Sekarang ini Gunung Lewotobi ini meletus, dan kapan berakhirnya kita tidak tahu. Apalagi sekarang satu sudah meletus, satunya belum. Sehingga dengan kondisi jalan ini, kami masyarakat mengharapkan pemerintah bisa memperhatikan dan mengalihstatuskan jalan ini dari jalan provinsi ke jalan nasional, sehingga bisa menjadi akses yang membuat kegiatan perekonomian untuk dua kabupaten ini berjalan dengan baik," tutur warga Desa Wailamun Sikka, Daniel Bala.