Banjir Mulai Surut, Warga Pekanbaru Pilih Bertahan di Tenda Pengungsian

Banjir yang melanda Kota Pekanbaru sepekan terakhir mulai surut. Namun sebagian warga masih bertahan di posko bencana dan tenda darurat.

Kondisi banjir surut antara lain terlihat di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Ketinggian air sudah jauh berkurang dari satu meter menjadi hanya sekitar 20-30 sentimeter. Banjir mulai surut karena curah hujan berkurang sehingga debit air Sungai Siak yang meluap berangsur normal.

BMKG Pekanbaru memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda hulu Sungai Siak dan Sungai Tapung pada Rabu, 12 Maret 2025.

Namun warga masih bertahan di posko bencana karena khawatir terjadi banjir susulan. Sejumlah warga mulai terjangkit berbagai penyakit seperti di antaranya penyakit kulit hingga diare akibat kondisi lingkungan yang kurang baik disertai cuaca yang tidak menentu. 

Menanggapi hal tersebut, petugas dan juga relawan mulai mendirikan posko kesehatan di sekitar lokasi pengungsian. Warga mulai dari anak-anak hingga lansia mendapatkan pengobatan gratis. 

Sementara bantuan untuk korban banjir terus mengalir dari berbagai kalangan, seperti bahan makanan yang dibutuhkan warga untuk bertahan hidup sampai bisa kembali beraktivitas.
 

Baca juga: Kabupaten Probolinggo Banjir, 1 Orang Meninggal

Warga yang terdampak luapan Sungai Siak ini memang tidak mendapatkan penghasilan selama banjir karena terpaksa meninggal pekerjaan dan mengungsi ke tenda darurat. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor informal seperti nelayan, buruh, pedagang dan ibu rumah tangga.

Banjir di Pekanbaru merendam sedikitnya 3.000 rumah  dan memaksa ribuan orang mengungsi ke tempat aman. Bencana hidrometeorologi ini merupakan bencana yang terparah sejak 2008 lalu.

Warga berharap Pemerintah Kota Pekanbaru mencarikan solusi untuk mengatasi banjir yang terjadi hampir setiap musim hujan. Antara lain dengan menyelesaikan proyek bendungan yang sudah dibangun sejak 2008 lalu.

Kini kondisi bendungan di Kelurahan Sri Meranti tidak berfungsi atau mangkrak selama bertahun-tahun, sehingga warga tidak mendapatkan manfaat dari pembangunan bendungan tersebut.