NEWSTICKER

Fact Check: Absennya Myanmar di KTT ASEAN ke-42

N/A • 12 May 2023 13:41

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN telah digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9-11 Mei 2023. Sebanyak 9 pimpinan negara yang tergabung dalam anggota ASEAN hadir langsung dalam KTT meskipun khusus untuk Thailand diwakilkan oleh wakil perdana menteri.

Namun, terdapat satu negara yang tidak hadir bukan karena berhalangan tapi memang sengaja tidak diundang yaitu Myanmar. Padahal, Myanmar sejatinya sudah menjadi anggota ASEAN sejak 1997.

Myanmar yang sejak tahun 1997 bergabung dengan ASEAN absen di KTT ke-42 bukan tanpa alasan. Para pemimpin negara anggota ASEAN sengaja memutuskan untuk tidak mengundang Myanmar karena situasi politik dan keamanan di sana yang hingga kini masih belum stabil.

Apalagi, Myanmar yang saat ini dikuasai oleh junta militer dan kekuasaan junta militer ini tidak diakui oleh negara-negara ASEAN lainnya. Situasi di Myanmar pun saat ini masih bergejolak bukan hanya politik saja, tapi juga memengaruhi perekonomian Myanmar. Ditambah maraknya isu kekerasan yang dilakukan junta militer pada masyarakat sipil yang membuat stabilitas keamanan di Myanmar dipertanyakan.

ASEAN sebenarnya sudah menyepakati membuat lima konsensus untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar pada 2021. Pertama, kekerasan harus segera dihentikan dan semua pihak diminta untuk menahan diri yang faktanya kekerasan isu di Myanmar masih saja terdengar.

Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak harus segera dimulai untuk mencari solusi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi dan proses dialog dengan bantuan sekjen ASEAN.

Keempat, ASEAN memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Hal ini pun menuai polemik karena baru saja terjadi pada 7 Mei 2023. Konvoi AHA Centre yang membawa diplomat dari kedutaan besar Indonesia dan Singapura ditembaki di negara bagian Shan, Myanmar Timur. Padahal konvoi tersebut membawa bantuan kemanusiaan.

Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait. Hal ini pun tidak berjalan sesuai rencana.

Itulah alasan mengapa Myanmar tidak diundang dalam KTT ASEAN ke-42 dan apa hasil dari KTT yang membahas soal Myanmar. Kita harapkan tidak diundangnya Myanmar menjadi pukulan telak bagi penguasa di Myanmar saat ini untuk bisa mengedepankan cara-cara yang terbuka dan inklusif menghentikan kekerasan dan membuka ruang untuk perdamaian.
(Muhammad Ali Afif)