8 August 2023 17:29
Bank Indonesia memperkuat implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM). Hal tersebut guna mempertahankan stabilitas perekonomian nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
"Insentif ini diberikan kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor tertentu yang memiliki daya ungkit lebih tinggi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja," jelas Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro di Zona Bisnis Metro TV, Selasa 8 Agustus 2023.
Adapun kebijakan insentif likuiditas makroprudensial ini difokuskan pada sektor hilirisasi minerba ataupun non-minerba, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan sektor hijau.
Solikin menjelaskan, besaran insentif KLM naik dari sebelumnya paling tinggi 280 basis poin (bps) menjadi 400 bps. Insentif untuk sektor hilirasi, perumahan dan pariwisata ditetapkan maksimal 2?ri sebelumnya 1,5%.
Sementara insentif untuk pembayaran inklusif ditingkatkan dari 1,5?ri sebelumnya 1%. Dengan catatan, 0,5% peningkatan ditargetkan bagi penyaluran kredit Ultra Mikro. Terakhir, insentif untuk ekonomi hijau naik menjadi 0,5?ri sebelumnya 0,3%.
"Ini tentunya bisa diterapkan dengan pengurangan giro bank di Indonesia atau yang kita kenal dengan GMW (Giro Wajib Minimum) yang saat ini ditetapkan 9%. Pemenuhan insentif maksimal 400 bps ini bisa mengurangi pemenuhan giro wajib itu dengan kapasitas masing-masing bank yang berbeda," tutur Solikin.