Vatikan mengumumkan sembilan hari masa bergabung atas kepergian Paus Fransiskus. Setelah itu Vatikan akan memulai menggelar pemilihan Paus baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Kardinal Timothy Radcliffe saat menggelar jumpa pers di London, Inggris. Menurutnya selama sembilan hari tersebut kemungkinan pemilihan paus baru akan mulai disusun.
Radcliffe berharap sosok paus berikutnya memiliki kekuatan batin yang besar dan membawa kedamaian seperti yang ditunjukkan Paus Fransiskus. Ia lantas mengenang Paus Fransiskus yang berkeinginan agar semua orang merasa diterima.
Menurutnya hal itu sebagai bentuk keyakinan Paus kalau gereja harus menjadi rumah universal di mana semua orang merasa diterima.
Dunia tengah berduka atas kabar wafatnya Paus Fransiskus, yang diumumkan oleh Takhta Suci Vatikan pada Senin pagi, 21 April 2025 waktu setempat. Bagaimana prosesi dan yang akan dilakukan oleh Vatikan untuk pilih Paus yang baru?
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik kini memasuki masa sede vacante, yakni periode ketika takhta kepausan kosong. Untuk memilih pengganti Paus, prosesi konklaf akan segera digelar.
Tahapan Konklaf
- Masa Sede Vacante
Setelah Paus wafat atau mengundurkan diri, takhta kepausan dinyatakan kosong. Tugas administratif Gereja selama masa ini diemban oleh Kamerarius (Camerlengo), hingga Paus baru terpilih.
- Pemanggilan Kardinal Pemilih
Para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun dipanggil ke Vatikan. Mereka mengikuti serangkaian pertemuan pendahuluan yang disebut kongregasi umum, sebagai persiapan menjelang konklaf.
- Masuknya ke Kapel Sistina
Dengan khidmat, para kardinal berjalan dalam prosesi menuju Kapel Sistina. Diiringi nyanyian Veni Creator Spiritus, mereka memohon bimbingan Roh Kudus sebelum proses dimulai. Setelah itu, area konklaf dikunci dan terputus dari dunia luar.
- Sumpah dan Penguncian
Para kardinal bersumpah menjaga kerahasiaan pemilihan dan tidak akan terpengaruh pihak luar. Setelah semua orang non-kardinal keluar, seruan “Extra omnes!” dikumandangkan, menandai dimulainya konklaf secara resmi.
- Pemungutan Suara
Setiap hari bisa dilakukan hingga empat kali pemungutan suara. Kardinal menuliskan nama calon pilihan, lalu memasukkan surat suara ke dalam wadah khusus di altar.
- Asap Hitam dan Putih
Jika belum ada calon yang mendapat dua pertiga suara, hasil suara dibakar dan menghasilkan asap hitam (fumata nera). Jika sudah terpilih, asap putih (fumata bianca) mengepul sebagai tanda terpilihnya Paus baru.
- Penerimaan dan Pengumuman Paus Baru
Kardinal terpilih diminta menyatakan kesediaannya dan memilih nama kepausan yang akan ia gunakan. Setelah itu, ia tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk pertama kalinya sebagai Paus baru, diiringi pengumuman resmi: “Habemus Papam!” — “Kita memiliki Paus!”