Banyuwangi: Sebanyak dua jenazah yang diduga merupakan korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya berhasil ditemukan tim SAR gabungan pada pencarian hari keempat, Minggu, 6 Juli 2025. Proses evakuasi ini merupakan hasil lanjutan dari penemuan benda bawah laut yang diduga sebagai bangkai kapal, sehari sebelumnya.
Penemuan jenazah bermula dari temuan sonar milik KRI Pulau Fanildo yang dikerahkan oleh TNI AL dan Basarnas. Alat sonar mendeteksi keberadaan jenazah di permukaan laut, tepatnya di arah selatan dari lokasi tenggelamnya kapal. Temuan ini ditindaklanjuti oleh KRI Tongkol yang kemudian menemukan satu jenazah di perairan sekitar Pantai Blimbing Sari.
Jenazah tersebut kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi, untuk proses identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, jenazah kedua ditemukan di perairan Sembulungan, Kecamatan Muncar, oleh nelayan setempat. Jenazah ini juga langsung dibawa ke RSUD Blambangan untuk keperluan identifikasi.
Korban Diduga Terjebak dalam Kapal
Penemuan bangkai kapal sehari sebelumnya oleh Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan menjadi titik penting dalam pencarian.
Basarnas meyakini, sebagian besar korban masih terjebak di dalam kapal maupun kendaraan yang tenggelam bersama kapal.
Fokus pencarian hari ini, Senin, 7 Juli 2025, melibatkan metode pencarian dari berbagai sisi: permukaan laut, kedalaman menggunakan sonar dan robot pendeteksi bawah air, penyisiran pantai oleh TNI dan Polri. Selain itu, pemantauan dari udara menggunakan helikopter dan
drone.
Hingga hari ini posko ASDP di Pelabuhan Ketapang mencatat total 36 korban telah ditemukan. Namun, dua jenazah yang ditemukan Minggu kemarin belum dapat divalidasi sebagai korban KMP Tunu Pratama Jaya, sehingga jumlah pasti masih dalam proses konfirmasi.
Gencarkan Pencarian Bawah Laut
Dalam upaya pencarian bawah laut, sebanyak 22 penyelam disiapkan. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, hanya 16 penyelam yang dinyatakan layak dan diterjunkan hari ini untuk menyisir bangkai kapal.
TNI Angkatan Laut juga menambah kekuatan armada dalam operasi pencarian. Lima kapal perang dikerahkan, yakni KRI Pulau Fanildo, KRI Spica, KRI Tabuan, KRI Marlin, dan KRI Tongkol. Kapal-kapal besar ini menjadi andalan dalam pencarian karena kondisi cuaca yang tidak menentu membahayakan penggunaan perahu kecil.
(Tamara Sanny)