Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) dan Pusat Riset Politik menggelar seminar mengangkat tema "Refleksi Satu Dekade Relasi Indonesia-Tiongkok di Era Belt and Road Initiative". Seminar ini bertujuan untuk melihat balik capaian dan perkembangan kerja sama Tiongkok-Indonesia selama 10 tahun terakhir. Hasil diskusi seminar kemudian akan disusun menjadi sebuah buku.
Seminar yang berlangsung selama 2 hari ini menghadirkan sejumlah pembicara dari Indonesia dan Tiongkok untuk membahas seputar konektivitas, infrastruktur, kerja sama ekonomi dan perdagangan, aspek hubungan antar masyarakat, transfer teknologi, tenaga kerja asing, dan ekonomi digital dalam Belt and Road Initiative.
Salah satu pembicara utama dalam seminar tersebut, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisip Universitas Indonesia, Ardhitya Yeremia Lalisang mengatakan bahwa kerja sama Indonesia-Tiongkok khususnya dalam bidang infrastruktur terus mengalami kemajuan yang baik. Namun, harus memastikan bahwa setiap pembangunan benar-benar memiliki dampak positif bagi masyarakat setempat.
Yeremia berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam mengisi kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang, demi mendorong perkembangan hubungan dan meletakkan pondasi yang kuat untuk masa depan.