19 September 2024 14:21
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memberikan kebanggaan tersendiri bagi para siswa dan guru di sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah. Kursi yang menjadi tempat duduk Paus dalam kunjungannya di Gereja Katedral Jakarta adalah hasil karya siswa, guru, dan karyawan SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) Semarang yang mempunyai latar belakang agama berbeda.
Perjalanan apostolik pemimpin tertinggi gereja katolik selesai sudah. Diawali dengan kunjungannya ke Indonesia dan berakhir di negeri singa, Singapura. Membawa tujuan mulia, kunjungan Paus Fransiskus ini untuk memperkuat hubungan antara Paus dengan umat Katolik di seluruh dunia.
Tidak hanya sekedar berkunjung, Paus Fransiskus juga memimpin perayaan Misa Akbar di empat negara tersebut. Kunjungan Kepala Nagara Vatikan ini juga menorehkan kesan tersendiri bagi para siswa dan siswi di SMK PIKA, Semarang, Jawa Tengah.
"Perasaan yang uncul itu adalah rasa bahagia, rasa bangga. Bahkan sampai pada, tidak percaya." kata Kepala Sekolah SMK PIKA, FX Marsono.
Pasalnya, kursi istimewa yang digunakan Paus adalah hasil tangan delapan pelajar di SMK Pika Semarang. SMK Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) patut berbangga hati, karena didaulat membuat kursi yang dipakai duduk Paus Fransiskus saat memimpin Misa Agung di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada awal September 2024.
"Kami melibatkan delapan anak yang terdiri dari para siswa dan siswi dari latar belakang agama juga beraneka ragam. Ada yang Katolik, ada yang Protestan, ada yang Islam." ucap FX Marsono.
Kursi dipesan langsung oleh pihak Gereja Katedral Jakarta dan memakan waktu proses pembuatan selama satu setengah bulan. Tepat pada 27 Mei 2024, kursi dikirim ke Jakarta dan pada 30 Mei disetujui pihak Vatikan.
Menurut Kepala Sekolah SMK PIKA, FX Marsono, pesanan dua kursi untuk Paus Fransiskus ini murni persembahan SMK PIKA Semarang, yang dituangkan dalam sebuah aksara jawa kuno diukir di bagian sisi belakang kursi.
Replika kursi Paus disimbolkan sebagai berbagi berkat dan bisa dinikmati bagi banyak orang, terutama umat Katolik di Tanah Air. Sekaligus sebagai kenangan dan gambaran wujud kursi yang pernah diduduki oleh pimpinan tertinggi umat Katolik.
Siswa pembuat kursi kayu untuk Paus, Andrew Yulius Purnomo menceritakan, pembuatan kursi melalui beberapa tahapan. Dimulai dari tahap pengumpulan bahan, dilanjutkan proses pembuatan kursi, proses perakitan, pengamplasan dan finishing.
Ia mewakili tujuh rekan lainnya menyatakan rasa bahagia dan bangga atas kunjungan Paus ke Indonesia.
"Perasaan yang saya rasakan, mungkin juga teman-teman tim yang bekerja dalam pembuatan kursi Paus tentu sangat bangga. Karena baru pertama kali ini saya mendapat projek yang bisa dibilang besar dalam konteks siswa atau pendidikan." ungkap salah satu siswa pembuat kursi kayu untuk Paus, Andrew Yulius Purnomo.