Kesaksian Suparmi saat Longsor Banjarnegara Mengubur Tempat Tinggal dan Keluarganya

24 November 2025 18:14

Dalam tangis, Suparmi mencoba mengisahkan kembali malapetaka yang merenggut hidupnya dan warga Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Suaranya bergetar seperti tanah goyah pada sore itu, ketika kampung yang ia cintai luluh dalam sekejap. Menyisakan luka yang sulit disembuhkan waktu, dari bibirnya mengalir kisah tentang hilangnya rumah, keluarga, dan harapan yang terkubur bersama tanah yang runtuh begitu cepat. 

Di lokasi ini alat berat bekerja menembus tebalnya material longsor. Namun di tengah semua itu, Suparmi berusaha tetap tegar meski terlihat jelas bahwa hatinya sedang remuk. 

Sore itu sepulang mencari rumput untuk pakan ternak, Suparmi tiba di rumah tanpa firasat, namun hanya beberapa menit berselang suara gemuruh  pecah dari perbukitan. Tanah bergerak cepat, menelan rumah-rumah dalam hitungan detik. 
 

Baca juga: Anjing K-9 Citeng Milik SAR Temukan Lokasi Korban Longsor Banjarnegara


Dalam kepanikan, pikirannya hanya terpaku pada ayahnya yang telah berusia 90 tahun. Dengan sisa tenaga ia menggendong ayahnya keluar rumah. Ia kebingungan berjalan seperti jauh ke arah sawah, berlari sejauh mungkin untuk mencari bantuan. 

“Saya mengingat siapa tau itu apa angin puting beliung, nah saya lari lah ke sawah karena saya kalau lari ke rumah banyak pohon-pohon takut kejatuhan, jadi saya lari ke sawah,” kata Suparmi, dikutip dari tayangan Metro Siang, Metro TV, Senin, 24 November 2025.

Suparmi panik sambil menahan tangis, memastikan saudaranya aman dari longsong yang terus merayap. Suaminya merupakan seorang pedagang bakso keliling dan sedang tidak berada di rumah. 

Kini di balik tumpukan tanah itu kakak kandung dan ibu mertuanya masih belum ditemukan. Suparmi menyaksikan sendiri tetangganya terseret tanah. Pemandangan yang terus terulang di kepalanya setiap kali ia mencoba memejamkan mata. 

Di pos pengungsian, Suparmi berusaha tetap kuat di hadapan orang lain, tidak ada luka fisik di wajahnya. Di balik reruntuhan tanah itu tersimpan harapan yang masih menyala. Suparmi dan para pengungsi lainnya mencoba bangkit dari tragedi yang merenggut banyak hal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Nopita Dewi)