Dituding Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran, Menhan AS Tegur Media

28 June 2025 00:20

Washington: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) Pete Hegseth menegur media karena meragukan militer AS yang berhasil menghancurkan tiga situs nuklir di Iran. Dia kesal banyak media gagal memberitakan momen bersejarah tersebut.

Hegseth menuding banyak media, terutama di AS, menyebarkan berita palsu mengenai dampak serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Dia menuduh media sedang ingin membenamkan Presiden AS Donald Trump.

"Anda sangat menentang Trump seperti ada dalam DNA, dan darah Anda untuk menentang Trump, karena Anda sangat ingin dia (Trump) tidak berhasil. Anda menentang keberhasilan serangan ini," kata Hegseth, dalam program Primetime News Metro TV, Jumat, 27 Juni 2025.

"Anda berharap itu tidak efeketif. Pemrintah Trump tidak becus. Lalu memutarbalikkan informasi, membocorkan informasi, lalu memutarbalikkannya dengan segala cara untuk menimbulkan keraguan dan memanipulasi publik, meragukan, apakah pilot pemberani kita berhasil atau tidak," katanya.
 

Baca: Intelijen AS Bertentangan dengan Trump, Sebut Situs Nuklir Iran Masih Utuh
 


Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, memastikan tidak ada indikasi Iran telah memindahkan uranium yang diperkaya dari salah satu fasilitas nuklir sebelum serangan AS pada 21 Juni lalu. Leavitt mengonfirmasi jika materi uranium yang diperkaya tersebut tetap berada di tiga lokasi fasilitas nuklir Iran pada saat diserang AS.

Hal ini diyakininya, karena Badan Intelijen AS tidak pernah luput mengawasi dengan ketat tiga situs nuklir Iran tersebut hingga terjadi serangan pada 21 Juni 2025. Leavitt juga mengatakan Presiden Donald Trump membuka pintu perundingan dengan Iran untuk menjamin bahwa Iran tidak memperkaya uranium dalam program nuklirnya. 

Sebelumnya, penilaian awal intelijen AS menunjukkan bahwa serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran gagal membongkar elemen inti program nuklirnya. Ini bertentangan dengan klaim yang dibuat oleh Presiden Donald Trump dan para pembantunya.

Temuan tersebut, yang disusun oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA), unit intelijen utama Pentagon, dibagikan kepada CNN oleh empat sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Temuan tersebut bertentangan dengan pernyataan berulang Trump bahwa serangan tersebut "sepenuhnya dan sepenuhnya melenyapkan" kemampuan pengayaan uranium Iran, kata laporan tersebut.



Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)