Harga beras terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras dipengaruhi sejumlah faktor, seperti fenomena El Nino dan sejumlah negara penghasil beras tidak membuka keran ekspor. Sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian untuk menjaga stok beras.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, saat ini masalah terbesar yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah musim kemarau panjang akibat El Nino. Hal tersebut membuat Indonesia berpotensi kehilangan produktifitas beras hingga 1,2 juta ton.
Meski demikian, Mentan menyakini pengaruh El Nino tidak akan signifikan terhadap stok beras. Apalagi, produktifitas beras nasional saat ini tercatat masih normal.
"Dari 7,4 juta hektare, yang menjadi puso atau kegagalan hanya 82 ribu hektare," jelas Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Kementerian Pertanian di bawah komando Presiden Joko Widodo telah menyiapkan strategi menghadapi tantangan ketersediaan pangan. Kementan telah memetakan tiga zona pertanian Indonesia.
Pertama yakni zona hijau yang produktif untuk terus didorong agar meningkatkan hasil dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Zona ini memiliki pasokan air yang aman karena dekat dengan mata air.
Lalu ada zona kuning yang pasokan airnya pas-pasan, dan zona merah yang bersoal dengan air saat musim kemarau.
Kementerian Pertanian akan terus berfokus untuk meningkatkan produksi pangan di zona hijau. Sebab, ketersediaan airnya aman di musim kemarau.
Selain itu, juga akan melakukan intervensi guna menambah masa panen dan peningkatan hasil panen di zona hijau yang dimaksud tersebut.