10 July 2023 19:39
Tim Pengawas Haji Indonesia meminta pemerintah Arab Saudi untuk mengoreksi visa ziarah. Hal ini menyusul banyaknya jamaah haji yang tidak menggunakan visa haji saat berada di Tanah Suci.
Temuan ini diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR Yandri Susanto. Banyak jamaah haji dari berbagai negara menggunakan visa ziarah saat melakukan ritual ibadah haji. Hal ini yang menyebabkan terjadinya kelebihan jamaah saat berada di Tanah Suci.
"Bayangkan itu kalau disiapkan untuk empat juta jamaah sedunia, tapi yang masuk melebihi angka itu karena ada visa ziarah. Maka ini akan mengacaukan semua kegiatan yang ada di puncak haji," ujar Yandri, Senin, 10 Juli 2023.
Menurut Yandri, para jamaah haji yang menggunakan visa ziarah mayoritas masuk dari Riyadh, Arab Saudi. Yandri menilai status para jamaah tidak akan dipersoalkan di sana lantaran bukan menjadi pintu utama. Yang menjadi pintu utama ialah Jeddah dan Madinah.
"Mereka melakukan perjalanan ke Jeddah atau Madinah statusnya sudah domestik. Jadi, ketika sampai di Jeddah dan Madinah gak diperiksa lagi di terminal internasional atau terminal haji," ujar Yandri.
Oleh sebab itu, Yandri berharap agar pemerintah Arab Saudi agar lebih teliti lagi dan mau mengevaluasi kebijakan yang sudah ada.