Kriminolog UI Adrianus Meliala mengungkapkan Ferdy Sambo menggunakan kekuatan formal (jabatan) dan kekuatan informal (pendekatan emosional) untuk mengaburkan kematian Brigadir J.
"Dia (Ferdy Sambo) mempergunakan yang kita sebut kekuatan formal dan informal. Formal karena jabatannya, dia memiliki pengaruh untuk memerintah. Yang bersangkutan juga menggunakan konteks informal yakni sebagai kakak asuh terhadap adik asuh," jelas Adrianus.
Kekuatan Ferdy Sambo itu terlihat jelas dalam pengakuan mantan Kanit I Satreskrim Polres Metro Jaksel AKP Rifaizal Samual. Ia mengaku sempat mendapat teguran dari Ferdy Sambo saat menginterogasi Bharada E.
"Saat saya lagi introgasi Eliezer, Pak Sambo memanggil saya dan bilang kalo saya tanya Eliezer jangan kencang-kencang karena Eliezer habis membela keluarganya," ungkap Rifaizal saat memberikan kesaksian di PN Jaksel.
Ferdy Sambo juga menyaksikan proses interogasi terhadap Bharada E. Adrianus Meliala melihat hal itu dilakukan untuk memastikan Bharada E tidak keluar dari skenarionya. Ferdy Sambo bukan hanya merancang skenario tetapi juga memastikan skenarionya berjalan dengan menggunakan kewenangannya.
