23 October 2025 17:16
Sesar Lembang tengah menjadi perhatian publik setelah disebut-sebut berpotensi menimbulkan gempa besar yang berdampak serius bagi wilayah Bandung Raya. Patahan aktif sepanjang 29 kilometer ini membentang dari Kabupaten Bandung Barat hingga Kabupaten Bandung, melewati sejumlah kawasan padat penduduk.
Jurnalis senior sekaligus pemerhati manajemen bencana Prihadi menjelaskan, meskipun masyarakat berada di luar zona merah, bukan berarti risiko bencana menjadi hilang.
“Energi gempa tidak hanya berada di sekitar zona merah, tapi juga bisa merambat hingga ke zona kuning. Karena itu, kewaspadaan tetap harus dijaga,” ujarnya dalam program Metro Siang Metro TV, Kamis, 23 Oktober 2025.
Prihadi menyebutkan, Sesar Lembang termasuk satu dari 295 sesar di Indonesia yang tergolong aktif dan terakhir kali bergerak pada abad ke-15. Potensi magnitudo gempa dari patahan ini bisa mencapai 6,5 hingga 7. Meski begitu, waktu terjadinya gempa tidak dapat diprediksi. Ia juga menegaskan, peningkatan ketinggian Gunung Batu di kawasan Lembang bukan peristiwa yang terjadi tiba-tiba, melainkan proses akumulasi yang berlangsung lama akibat aktivitas tektonik.
Prihadi menambahkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi, termasuk pemasangan rambu-rambu di sepanjang jalur Sesar Lembang serta penetapan lima titik posko evakuasi di kawasan Tegallega, Bandung Lautan Api, Sabuga, Alun-alun, dan Gasibu. Namun, ia mengingatkan pentingnya latihan evakuasi secara berkala agar masyarakat memiliki insting tanggap bencana yang alami.