4 December 2025 15:16
Jakarta: Puncak Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayidin Panotogomo ke-523 tahun 1447 Hijriah digelar khidmat di Alun-alun Demak. Ribuan jemaah dari berbagai daerah mengikuti lantunan selawat dan pengajian akbar untuk mengenang pendiri Kesultanan Demak sekaligus memanjatkan doa bagi korban banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra.
Lantunan selawat menggema sejak malam hingga memenuhi area alun-alun. Para jemaah larut dalam suasana khusyuk saat doa bersama dipanjatkan untuk masyarakat di Aceh dan Sumatra yang masih berjibaku dengan dampak bencana alam sejak pekan lalu.
Haul tahun ini mencatat rangkaian 21 kegiatan yang digelar sejak 23 November hingga 3 Desember 2025. Salah satu agenda yang paling menyedot perhatian adalah pawai panjang jimat yang diikuti 225 peserta khitan massal. Seluruh biaya khitan ditanggung Pemerintah Kabupaten Demak sebagai bagian dari pelayanan sosial kepada masyarakat.
Selain pawai, prosesi ganti kelambu makam Sultan Fattah dan raja-raja Demak kembali digelar. Prosesi itu menjadi simbol penghormatan terhadap warisan para wali yang meletakkan dasar penyebaran Islam di tanah Jawa. Masyarakat hingga pejabat daerah hadir memberikan penghormatan dalam tradisi tahunan tersebut.
Panitia Haul Agung 2026 pun telah menyiapkan sejumlah inovasi. Tahun depan, festival santri akan masuk ke dalam rangkaian acara sebagai upaya memperluas partisipasi generasi muda dan memperkaya muatan budaya.
Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi, menegaskan haul Sultan Fattah memiliki nilai sejarah yang harus dijaga lintas generasi. Menurutnya, ajaran Sultan Fattah tentang kesederhanaan, kebijaksanaan, serta sikap melindungi kaum kecil dan dhuafa perlu terus dihidupkan dalam kehidupan masyarakat Demak saat ini.
“Sultan Fattah itu orang yang bijaksana, sederhana, arif, dan ngayomi. Harapan kami sifat-sifat beliau bisa menjadi teladan bagi masyarakat,” ujarnya.
Dengan rangkaian acara yang semakin lengkap, Haul Agung Sultan Fattah tidak hanya menjadi momentum spiritual dan refleksi sejarah, tetapi juga ruang pelestarian budaya serta penguatan tradisi masyarakat Demak.
(Farouq faza bagjawan alnanto)