NEWSTICKER

Begini Kondisi RS Indonesia di Gaza

N/A • 18 November 2023 15:29

Sekitar 40 hari sejak serangan balasan Israel ke kelompok militan Hamas di Jalur Gaza, fokus dunia tertuju pada rumah sakit terbesar Gaza Rumah Sakit Al-Shifa. 

Dewan Keamanan PBB akhirnya menyetujui resolusi mengenai perang Israel-Hamas menyerukan jeda-jeda kemanusiaan dan koridor aman di seluruh Jalur Gaza. Rancangan resolusi yang diajukan Malta didukung 12 anggota, sementara Amerika Serikat, Inggris dan Rusia memilih abstain tidak memveto. Meski resolusi itu tidak sesuai dengan harapan mereka, karena tidak menyebutkan gencatan senjata ataupun mengecam kelompok militan Hamas.

Resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat. Tidak seperti resolusi majelis umum sebelumnya yang menyerukan gencatan senjata segera, namun resolusi kali ini menggunakan bahasa yang lebih lunak yakni 'call' (menyerukan) bukan 'demand' (menuntut).

Resolusi diterbitkan setelah empat resolusi sebelumnya gagal disahkan, akibat keberatan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan. Pada saat bersamaan Israel terus melancarkan serangan balasannya ke Jalur Gaza termasuk menyasar fasilitas-fasilitas sipil yang dituduh menjadi kedok bagi kegiatan militan Hamas. Rumah Sakit terbesar di Gaza Al-Shifa bahkan beberapa kali dirazia tentara Israel.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah beberapa kali terdampak serangan rudal Israel dan kini hanya berfungsi secara terbatas menggunakan peralatan dan bahan bakar seadanya.

Relawan MER-C di Gaza tak bisa dihubungi. Pihak MER-C di Indonesia terus memantau situasi.

Edi Wahyudi adalah insinyur yang ikut merancang rumah sakit Indonesia di Gaza dan juga ayah dari relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 36 rumah sakit di Gaza saat ini hanya 26 yang masih beroperasi. Itu pun rusak berat dan kehabisan bahan bakar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Anggie Meidyana)