Impor Beras Bukan Pilihan Baik

21 February 2024 19:12

Jakarta: Ketua Umum Komunitas Industri Beras Rakyat Syaiful Bahari menilai impor beras bukan pilihan yang baik. Sebaiknya pemerintah fokus meningkatkan produktivitas lahan.

Dengan skala luas lahan tanamnya sekitar 10,6 juta hektare, bisa meningkatkan produktivtas dengan rata-rata enam hingga tujuh ton beras. Menurutnya masih surplus hingga akhir tahun.

"Relatif masih punya surplus sekitar 2 hingga 2,5 juta ton pada akhir tahun," ujar Syaiful, Rabu, 21 Februari 2024.
 

Baca: Nilai Impor Beras Januari 2024 Naik 135,12%

Namun demikian, angka surplus tersebut dinilai masih rawan terhadap kebutuhan konsumsi masyarakat. Idealnya ketersedian beras mencapai 20 persen dari total konsumsi nasional. Pemerintah disebut tidak pernah memperhitungkannya sejauh ini.

"Kita istilahnya kalau ada surplus pas-pasan. 500 ribu, 700 ribu, dan 1 juta seperti itu dan itu sangat rawan," kata Syaiful.

Selain itu, permasalahannya saat ini ada di negara pengekspor. Syaiful mengatakan negara pengekspor enggan untuk melepaskan berasnya.

"Istilahnya sekarang ini dia tidak mau juga melepaskan begitu saja beras untuk diekspor," ucapnya.



Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)