28 December 2025 18:21
Satu bulan pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Tamiang, pembangunan hunian sementara (huntara) mulai dilakukan di beberapa titik, salah satunya di Kecamatan Karang Baru. Petugas bersama alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses pembangunan.
Lokasi pembangunan huntara berada di Jalan Medan–Banda Aceh. Memasuki hari kedua pengerjaan, proses pembangunan dipercepat agar warga terdampak segera memiliki tempat tinggal sementara. Hingga kini, rumah masih menjadi kebutuhan paling mendesak bagi korban banjir bandang dan longsor.
Eksekutif Vice President PT Hutama Karya, Nyoman Endi Mahendra, menjelaskan bahwa pembangunan huntara dilakukan oleh tujuh BUMN yang ditugaskan Danantara, bekerja sama dengan Himbara melalui program CSR.
Baca Juga :
“Kami disuruh membangun 600 unit hunian sementara yang harus diselesaikan secepatnya. Lahan yang disiapkan ini 5,2 hektare. Namun, setelah dua hari bekerja siang malam, ada beberapa areal yang tidak layak dibangun dengan kondisi cepat, sehingga harus kita lokalisir pelaksanaannya. Target kami tetap 600 unit,” ujar Nyoman.
Nyoman menjelaskan satu unit huntara memiliki ukuran 4,5 x 4,5 meter atau sekitar 20 meter persegi. Total luas bangunan yang akan dibuat mencapai lebih dari 12.000 meter persegi. Ia juga mengungkapkan bahwa seluruh alat berat didatangkan dari wilayah sekitar untuk mempermudah mobilisasi.
“Alat kita datangkan dari sekitar sini karena kondisi sedang sulit untuk transportasi. Eskavator ada hampir 10 unit, ada dozer, dan alat bantu lainnya. Tenaga kerja juga kami datangkan dari beberapa daerah, terutama dari lokal,” katanya.
Pembangunan 200 huntara ditargetkan rampung dalam satu minggu ke depan, sedangkan sisanya direncanakan tuntas pada bulan Januari. Pemerintah berharap keberadaan huntara ini dapat segera membantu ribuan warga terdampak. Hingga hari ini, data BNPB mencatat lebih dari 20.000 rumah rusak akibat bencana yang melanda pada akhir November lalu.