Alfatih Cakra Buana, santri asal Bangkalan, Madura, selamat dari runtuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Ia menyatakan tidak takut untuk kembali ke pondok pesantren tersebut meski sempat terjebak selama tiga hari.
Orang tua Alfatih juga tidak menunjukkan kekhawatiran dan mendukung penuh keputusannya untuk melanjutkan kembali aktivitas di sana.
Tim SAR menemukan Alfatih dalam kondisi tertidur di antara puing-puing. Alfatih mengaku tertidur selama tiga hari tanpa merasakan lapar atau haus.
Tubuhnya tertimbun pasir hingga sebatas dada. Sementara wajahnya terlindungi seng. Ia mengingat momen bangunan runtuh seperti
gempa sebelum pingsan diduga karena tertimpa batu.
Saat sadar, ia hanya melihat kondisi gelap dan mendengar teman-temannya menyebut
musala roboh lalu kembali tertidur. Ia bahkan bermimpi sedang minum air melalui selang yang terasa nyata sebelum akhirnya benar-benar terbangun saat tim SAR mulai mengevakuasinya.
(Aulia Rahmani Hanifa)