Jurus Jitu Pemkot Semarang Turunkan Stunting

28 June 2024 10:57

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri kegiatan temu kerja tim percepatan penurunan stunting yang dihadiri oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dan wali kota/bupati se-Indonesia.

Dalam kesempatan itu Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, di hadapan seluruh peserta mengakui dirinya selaku leader tim percepatan penurunan stunting perlu berperan aktif dan berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan stunting.

Intervensi sangat diperlukan bahkan ibu kota Semarang menerapkan sistem by name by address yang artinya penanganan stunting mesti tepat sasaran.

Sebelumnya Pemerintah Kota Semarang pada Rabu 26 Juni 2024, mendapatkan penghargaan dari United Nations (Perserikatan Bangsa Bangsa) karena berhasil melakukan penanganan stunting lewat berbagai inovasi. Di antaranya program Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang (Sanpiisan). 

Dengan Sanpiisan dan beberapa program inovasi lainnya, Pemkot Semarang mampu menurunkan prevalensi angka stunting dari sebesar 1,06% di 2023, menjadi 0,90% di 2024. 

Mbak Ita mengatakan pencapaian ini diraih atas kerja keras jajaran dan seluruh stakeholderBerkat perhatian khusus yang diberikan, upaya untuk menuju zero stunting di 2024 kini makin dekat. 

Mbak Ita juga menjelaskan jika kunci sukses menangani stunting adalah gotongroyong dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat. Pihak terkait mesti harus konsisten dalam memberikan pelayanan bagi wanita remaja, calon pengantin, ibu hamil dan balita.

 

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Rp71 Triliun di Tahun Depan Diyakini Tak Bebani APBN

Untuk di Kota Semarang, pendampingan pemenuhan giji tersebut juga dibantu dengan adanya buku resep anti stunting dari Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri yang berjudul 'Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas'. 

Ke depan Mbak Ita memastikan akan terus berupaya dan menggandeng pihak terkait untuk terlibat dalam penanganan stunting. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan, di samping inovasi-inovasi digital yang terus didorong.

Di sisi lain, Pemkot Semarang juga memiliki Rumah Pelita yang bisa digunakan untuk tempat penitipan anak. Di rumah itu nantinya anak-anak akan mendapatkan penanganan kesehatan seperti dilakukan pemeriksaan, baik itu dari gizi dan kondisi tubuhnya.

Pemkot Semarang berharap apa yang sudah dilakukan di Kota Semarang bisa menjadi percontohan. Penanganan stunting sendiri harus masif dilakukan untuk menuju Indonesia Generasi Emas 2045.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)