Merebut Suara 'Swing Voters' dalam Debat Perdana

11 December 2023 23:17

Dalam survei terbaru yang dirilis Litbang Kompas menunjukkan 28,7% pemilih belum menentukan pilihan terhadap salah satu capres-cawapres. Angka ini cukup besar mengingat Pemilu 2024 tinggal dua bulan lagi. Suara 'swing voters' ini menjadi perebutan bagi ketiga capres jelang debat perdana.

Seluruh capres dan cawapres 2024 bersiap menghadapi debat perdana Pilpres 2024. Gagasan dan kemampuan menganalisa akan dipertaruhkan di hadapan jutaan publik terkait topik pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Calon presiden nomor urut Anies Baswedan mengaku tidak ada persiapan khusus, meski masih belajar dan membaca permasalahan penting yang dibutuhkan masyarakat. "Belum ada rencana khusus terkait dengan berangkat dan lain-lain," ujar Anies.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengklaim punya gagasan yang paling hebat. Sementara cawapresnya, Gibran Rakabuming Raka kerap tidak menghadiri undangan debat selama masa kampanye karena tidak diadakan resmi oleh KPU.

"Calon presiden harus memberi gagasan. Gagasan kita paling hebat saudara sekalian, enggak usah ragu, gagasan Koalisi Indonesia Maju sudah hebat paten," tegas Prabowo.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengklaim topik debat perdana merupakan hal yang selama ini sudah pernah dijalaninya di dalam pemerintahan. "Karena ini temanya, tema yang pernah kita lakukan, kita alami, tinggal kita membicarakan atau fitting dengan visi misi yang ada di dalam dokumennya Ganjar-Mahfud," ujar Ganjar.

Tentunya perfoma debat perdana akan menentukan tingkat keterpilihan pemilih. Dalam survei terbaru Litbang Kompas terhadap 1.364 responden mencatat sebanyak 28,7% pemilih belum menentukan pilihan atau swing voters. 

Pengamat menilai debat perdana menjadikan momen penting bagi capres-cawapres terkait gagasan, visi misi, serta implementasinya jika menjadi presiden. Hal itu untuk meyakinkan swing voters yang masih tinggi.

"Idealnya tentu saja benar-benar debat dalam arti sesungguhnya. Jadi sanggahan-sanggahan itu saya kira tadi saya sudah lihat ya keputusan KPU-nya itu bagus sekali, bila dilaksanakan dan lebih bagus lagi sebenarnya kalau moderator juga diizinkan untuk mencecer sedikit gitu," ungkap pengamat hukum tata negara, Bivitri Susanti. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)