27 July 2023 10:12
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, salah satu pemimpin terlama di dunia, mengatakan akan mengundurkan diri, Rabu 26 Juli 2023. Hun Sen berencana menyerahkan kekuasaan kepada putra sulungnya setelah hampir empat dekade menguasai pemerintahan garis keras.
Mantan kader Khmer Merah itu telah menjalankan roda pemerintahan sejak 1985. Sosoknya dikenal tak segan melenyapkan semua oposisi terhadap kekuasaannya, dengan partai oposisi dilarang, penantang dipaksa melarikan diri dan kebebasan berekspresi ditahan.
Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpinnya menang telak dalam pemilihan pada Minggu 23 Juli tanpa perlawanan yang berarti. CPP menguasao 82 persen suara, membuka jalan bagi suksesi dinasti untuk putra sulungnya yang beberapa kritikus telah dibandingkan dengan Korea Utara.
"Saya ingin meminta pengertian dari masyarakat saat saya mengumumkan bahwa saya tidak akan melanjutkan sebagai perdana menteri," kata pria berusia 70 tahun itu dalam siaran khusus di televisi pemerintah, seperti dikutip Channel News Asia.
Otoritas pemilihan mendiskualifikasi satu-satunya penantang serius, Candlelight Party, secara teknis sebelum pemilihan, dan CPP diharapkan memenangkan semua kecuali lima kursi majelis rendah.
Pemerintah memuji 84,6 persen jumlah pemilih sebagai bukti "kedewasaan demokrasi" negara itu. Namun kekuatan Barat termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa mengutuk pemilihan itu sebagai tidak bebas dan tidak adil.
Parlemen yang baru terpilih akan bersidang pada 21 Agustus dan kabinet baru akan dilantik keesokan harinya.