Setelah lebih dari satu bulan proses ekshumasi atau penggalian kubur yang dilakukan pihak berwenang akhirnya dilakukan. Anggota TGIPF tragedi Kanjuruhan Laode M. Syarif menyatakan faktor yang menyebabkan proses ekshumasi dan autopsi baru digelar adalah adanya dugaan interpensi yang dialami oleh pihak keluarga korban. Diharapkan dengan autopsi ini dapat ditemukan benang merah penyebab 135 orang tewas.
"Memang ini adalah satu waktu yang lama, tetapi mudah-mudah para dokter forensik bisa menemukan benang merah penyebab kematian jenaah yang hari ini diautopsi," ucap Laode M. Syarif.
Selain itu, Laode M. Syarif menyatakan bahwa banyak dokter yang ragu untuk memberi tempat para korban dirawat, karena takut menjadi saksi tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya, pihak keluarga korban membatalkan autopsi karena terdapat pihak polisi yang datang dan mengatakan untuk tidak perlu dilakukan proses ekshumasi dan autopsi.